Sebelum islam
masuk ke spayol, sekitar abad ke-5 masehi, bangsa jerman mendatangi semenanjung
Iberia. Theodoric raja Ostogoth, mendirikan istananya ditoledo sekitar tahun
513 M, pada tahun 569 M. Leovigildo seorang raja Visigoth, menjadikan Toledo
sebagai ibukota kerajaan Visigoth Spayol. Sejak itulah Toledo mengalami
kejayaan yang pertama. Pada tahun 689 M. Raja Recaredo menjadiakan Katholik
sebagai agama resmi dispanyol.
Pada awal abad
ke-8 M, para pendatang baru berdatangan kedaratan Eropa (Spanyol). Pendatang
tersebut adalah bangsa arab yang membawa agama islam. Sejak ekspansi Bani
Umayah Spanyol pada tahun 711 M, yang dipimpin oleh Thariq bin Ziyad, Spanyol
menjadi bagian wilayah kekuasaan islam. Umat islam berkuasa dispanyol hampir
delapan abad yaitu tahun 711-1492 M. Berarti lama sekali islam masuk di Spanyol.
Sudah pasti segala kebudayaan islam masih melekat erat bahkan tidak dapat
dihilangkan. Islam mengalami kemunduraan, tetapi bukan berarti setelah
kemunduraan itu islam lenyap sama sekali dari bumi Spanyol.
1.
Bagaimana Sejarah Masuknya Islam Ke Spanyol ?
2.
Bagaimana Masa Pemerintahan Bani Umayyah Spanyol ?
3.
Bagaimana Eksisitensi Bani Umayyah Spanyol ?
4.
Bagaimana Penyebab Kemunduran Dan Kehancuran ?
5.
Bagaimana Pengaruh Peradaban Islam Di Eropa ?
1.
Untuk mengetahuai Sejarah
Masuknya Islam Ke Spanyol
2.
Untuk mengetahuai Masa
Pemerintahan Bani Umayyah Spanyol
3.
Untuk mengetahuai Eksisitensi
Bani Umayyah Spanyol
4.
Untuk mengetahuai Penyebab
Kemunduran Dan Kehancuran
5.
Untuk mengetahuai Pengaruh Peradaban Islam Di Eropa
Spanyol diduduki islam pada zaman khalifah al-walid (705-715),
merupakan salah satu khalifah dari bani umayyah yangg berpusat didamaskus, sebelum
menaklukkan Spanyol, umat islam terlebih dahulu menguasai Afrika Utara dan
menjadikannya sebagai salah satu propinsi dari dinasti Bani Umayyah. Dalam
proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan islam yang dapat dikaitkan
paling berjasa memimpin satuan pasukan. Meraka adalah Tharif ibn Malik, Thariq
ibn Ziyad dan Musa Ibn Nusair
Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyidik, ia menyeberangi
selat yang berada diantara marokko dan benua eropa itu dengan pasukan perang
500 mereka menaiki 4 buah kapal yang disediakan oleh julian. Dalam
penyerbuanitu tharif tidak mendapat perlawanan yang berarti. Ia menang dan
kembali keafrika utara dan, membawa harta rampasan yang tidak sedikit jumlahnya
Didorong oleh keberhasilan tharif dan kemelut yang terjadi dalam
tubuh kerajaan visigothic yang berkuasa dispanyol pada saat itu, serta dorongan
yang besar untuk memperoleh harta rampasan perang, musa ibn nusair pada tahun
715M. Mengirim pasukan kespanyol sebanyak 7000orang dibawah pimpinan thariq ibn
ziyad.
Thariq ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penaklukan
Spanyol karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya
terdiri dari sebagian besar suku Barbar yang didukung oleh Musa ibn Nushair dan
sebagian lagi orang Arab yang dikirim Khalifah al-Walid. Pasukan itu kemudian
menyeberangi selat di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad. Sebuah gunung tempat
pertama kali Thariq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan pasukannya, dikenal
dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq). Dalam pertempuran di Bakkah, Raja
Roderick dapat dikalahkan. Dari situ seperti Cordova, Granada dan Toledo (Ibu
kota kerajaan Goth saat itu).
Kemenangan pertama yang dicapai oleh Thariq ibn Ziyad membuka
jalan untuk penaklukan wilayah yang lebih luas lagi dengan suatu pasukan yang
besar. Ia menyeberangi selat dan satu persatu kota yang dilewatinya dapat
ditaklukan, setelah musa berhasil menaklukan Idenia, Seville dan merida
mengalahkan kerajaan gothic, theodomir di orihuela. Ia bergabung dengan thariq
ditoledo. kemudian keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol,
termasuk bagian utaranya mulai dari Saragosa sampai Navarre
Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat Islam nampak begitu
mudah. Hal itu tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor eksternal dan internal
yang menguntungkan.
Faktor eksternalnya antara lain pada masa penaklukan Spanyol
oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada
dalam keadaan yang menyedihkan.
Adapun faktor internalnya yaitu suatu kondisi yang terdapat
dalam tubuh penguasa, tokoh-tokoh perjuangan dan para prajurit Islam yang
terlibat dalam penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimpin adalah
tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu dan penuh percaya diri. Sikap
toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin itu
menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam di sana.
Diantara
khalifah-khalifah Umayyah II yang terkemuka diantaranya:
1.
Abdurrahman ad Dakhil (755-788 M)
2.
Al Hakam bin Hisyam (796-821 M)
3.
Abdurrahman ibnul Hakam (821-852 M)
4.
Muhammad bin Abdurrahman (852-886 M)
5.
Abdullah bin Muhammad (889-912 M)
6.
Abdurrahman bin Muhammad (912-961 M)
Al Dâkhil
berhasil meletakan sendi dasar yang kokoh bagi tegaknya Daulah bani Umayyah II
di Spanyol. Pusat kekuasan Umayyah di Spanyol dipusatkan di Cordova sebagai ibu
kotanya. Al Dâkhil berkuasa selama 32 tahun, dan selama masa kekuasaannya ia
berhasil mengatasi berbagai masalah dan ancaman, baik pemberontakan dari dalam
maupun serangan musuh dari luar. Ketangguhan al Dâkhil sangat disegani dan
ditakuti, karenanya ia dijuliki sebagai Rajawali Quraisy. Pada masa
didirikannya dinasti Umayyah II ini, umat Islam Spanyol mulai memperoleh kemajuan-kemajuan
baik dibidang politik maupun bidang peradaban. Abd al-Rahman al-Dakhil
mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar Spanyol.
Hisyam dikenal
sebagai pembaharu dalam bidang kemiliteran. Dialah yang memprakarsai tentara
bayaran di Spanyol. Sedangkan Abd al-Rahman al-Ausath dikenal sebagai penguasa
yang cinta ilmu. Pemikiran filsafat juga mulai pada periode ini, terutama di
zaman Abdurrahman al-Ausath. Bani Umayyah II mencapai puncak kejayaannya
pada masa al Nashir dan kekuasaannya masih tetap dapat dipertahankan hingga
masa kepemimpinan Hakam II al Muntashir (350-366/961-976).
Pada periode
ini umat Islam Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan menyaingi kejayaan
daulat Abbasiyah di Baghdad. Abd al-Rahman al-Nasir mendirikan universitas
Cordova.
Akhirnya pada
tahun 1013 M, Dewan Menteri yang memerintah Cordova menghapuskan jabatan
khalifah. Ketika itu Spanyol sudah terpecah dalam banyak sekali negara kecil
yang berpusat di kota-kota tertentu.
Kekuasaan
Umayyah mulai menurun setelah al Muntashiru wafat. Ia digantikan oleh putera
mahkota Hisyam II yang beru berusia 10 tahun. Hisyam II dinobatkan menjadi
khalifah dengan gelar al Mu’ayyad. Muhammad ibn Abi Abi Amir al Qahthani
yang merupakan hakim Agung pada masa al Muntashir berhasil mengambil alih
seluruh kekuasaan dan menempatkan khalifah dibawah pengaruhnya. ia memaklumkan
dirinya sebagai al Malik al Manshur Billah (366-393/976-1003) dan ia terkenal
dalam sejarah dengan sebutan Hajib al Manshur.
Kekuasaan Hakim
Agung al Manshur diteruskan oleh Abd al Malik ibn Muhammad yang bergelar al
Malik al Mudhaffar (393-399/1003-1009). Pada masa selanjutnya al Mudhaffar
digantikan oleh Abd al rahman ibn Muhammad yang bergelar al Malik al Nashir li
Dinillah (399/1009) dan sejak saat itu kestabilan politik Umayyah mulai merosot
dengan terjadinya berbegai kemelut di dalam negeri yang akhirnya meruntuhkan
dinasti Umayyah.
Keruntuhan Bani
Umyyah diawali dengan pemecatan al Mu’ayyad sebagai khalifah oleh sejumlah
pemuka-pemuka Bani Umayyah. Kemudian para pemuka tersebut bersedia mengangkat
al Nashir sebagai khalifah. Akan tetapi pada kenyataanya dengan turunnya al
Mu’ayyad perebutan kursi khilafah menjadi tidak bias dihindari. Dalam tempo 22
tahun terjadi 14 kali pergantian khalifah, yang umumnya melalui kudeta, dan
lima orang khalifah diantaranya naik tahta dua kali. Daulah muawiyah akhirnya
runtuh ketika Khalifah Hisyam III ibn Muhammad III yang bergelar al Mu’tadhi
(418-422/1027-1031) disingkirkan oleh sekelompok angkatan bersenjata.
Kemajuan
Peradaban Dinasti Umayyah II.
Dalam
masa lebih dari tujuh abad kekuasaan Islam di Spanyol, umat Islam telah
mencapai kejayaannya di sana. Banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan
pengaruhnya membawa Eropa dan kemudian dunia, kepada kemajuan yang lebih
kompleks. Diantara kemajuan tersebut diantaranya:
1.
Kemajuan Intelektual
Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk yang terdiri
dari komunitas-komunitas Arab (Utara dan Selatan), al-Muwalladun (orang-orang
Spanyol yang masuk Islam), Barbar (umat Islam yang berasal dari Afrika Utara),
al-Shaqalibah (penduduk daerah antara Konstantinopel dan Bulgaria yang menjadi
tawanan Jerman dan dijual kepada penguasa Islam untuk dijadikan tentara
bayaran), Yahudi, Kristen Muzareb yang berbudaya Arab dan Kristen yang masih
menentang kehadiran Islam. Semua komunitas itu, kecuali yang terakhir,
memberikan saham intelektual terhadap terbentuknya lingkungan budaya Andalus
yang melahirkan kebangkitan ilmiah, sastra, dan pembangunan fisik di Spanyol.
Perkembangan tersebut meliputi:
a)
Filsafat.
Islam di
Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan
sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang dilalui ilmu
pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. minat terhadap filsafat dan
ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan
penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abd al-Rahman (832-886 M).
Tokoh utama
pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad ibn
al-Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajjah. Tokoh utama yang kedua adalah
Abu Bakr ibn Thufail, penduduk asli Wadi Asa, sebuah dusun kecil di sebelah
timur Granada dan wafat pada usia lanjut tahun 1185 M. Bagian akhir abad ke-12
M menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang terbesar di
gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Rusyd dari Cordova. la lahir tahun
1126 M dan meninggal tahun 1198 M. Ciri khasnya adalah kecermatan dalam
menafsirkan naskah-naskah Aristoteles dan kehati-hatian dalam menggeluti
masalah-masalah menahun tentang keserasian filsafat dan agama.
Pada abad ke 12
diterjemahkan buku Al-Qanun karya Ibnu Sina (Avicenne) mengenai kedokteran.
Diahir abad ke-13 diterjemahkan pula buku Al-Hawi karya Razi yang lebih luas
dan lebih tebal dari Al-Qanun. Ibnu Rusyd memiliki sikap realisme,
rasionalisme, positivisme ilmiah Aristotelian. Sikap skeptis terhadap
mistisisme adalah basis di mana ia menyerang filsafat Al-Ghazali.
b)
Sains.
Abbas ibn
Farnas termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ialah orang pertama yang
menemukan pembuatan kaca dari batu.Ibrahim ibn Yahya Al-Naqqash terkenal dalam
ilmu astronomi. la dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan
menentukan berapa lamanya. la juga berhasil membuat teropong modern yang dapat
menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang. Ahmad ibn Ibas dari
Cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan. Umm Al-Hasan bint Abi Ja’far dan
saudara perempuan Al-Hafidz adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan
wanita.Dan Fisika. Kitab Mizanul Hikmah (The Scale of Wisdom), ditulis
oleh Abdul Rahman al-Khazini pada tahun 1121, adalah satu karya fundamental
dalam ilmu fisika di Abad Pertengahan, mewujudkan “tabel berat jenis benda cair
dan padat dan berbagai teori dan kenyataan yang berhubungan dengan fisika.
Dalam bidang
sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan banyak pemikir
terkenal. Ibn Jubair dari Valencia (1145-1228 M) menulis tentang negeri-negeri
muslim Mediterania dan Sicilia dan Ibn Bathuthah dari Tangier (1304-1377 M)
mencapai Samudra Pasai dan Cina. Ibn Khaldun (1317-1374 M) menyusun riwayat
Granada, sedangkan Ibn Khaldun dart Tum adalah perumus filsafat sejarah. Semua
sejarawan di atas bertempat tinggal di Spanyol yang kemudian pindah ke Afrika.
c)
Fiqih.
Dalam bidang
fikih, Spanyol dikenal sebagai penganut mazhab Maliki. Yang memperkenalkan
mazhab ini disana adalah Ziyad ibn Abd al-Rahman. Perkembangan selanjutnya
ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi qadhi pad masa Hisyam ibn Abd al-Rahman.
Ahli-ahli fikih lainnya yaitu Abu Bakr ibn al-Quthiyah, Munzir ibn Sa’id
al-Baluthi dan Ibn Hazm yang terkenal.
d)
Musik dan Kesenian.
Seni musik
Andalusia berkembang dengan datangnya Hasan ibn Nafi’ yang lebih dikenal dengan
panggilan Ziryab. Ia adalah seorang maula dari Irak, murid Ishaq al Maushuli
seorang musisi dan biduan kenamaan di istana Harun al Rasyid. Ziryab tiba di
Cordova pada tahun pertama pemerintahan Abd al Rahman II al Autsath.
Keahliannya dalam seni musik dan tarik suara berpengaruh hingga masa sekarang.
Hasan ibn Nafi’ dianggap sebagai peketak pertama dasar dari musik Spanyol
modern. Ialah yang memperkenalkan notasi do-re-mi-fa-so-la-si. Notasi tersebut
berasal dari huruf Arab.Studi-studi musikal Islam, seperti telah diprakarsai
oleh para teoritikus al-Kindi, Avicenna dan Farabi, telah diterjemahkan ke
bahasa Hebrew dan Latin sampai periode pencerahan Eropa. Banyak penulis-penulis
dan musikolog Barat setelah tahun 1200, Gundi Salvus, Robert Kilwardi, Ramon
Lull, Adam de Fulda, dan George Reish dan Iain-lain, menunjuk kepada terjemahan
Latin dari tulisan-tulisan musikal Farabi. Dua bukunya yang paling sering
disebut adalah De Scientiis dan De Ortu Scientiarum.
e)
Bahasa dan Sastra.
Bahasa Arab
telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol. Hal itu
dapat diterima oleh orang-orang Islam dan non-Islam. Bahkan, penduduk asli
Spanyol menomor duakan bahasa asli mereka. Mereka juga banyak yang ahli dan
mahir dalam bahasa Arab, baik keterampilan berbicara maupun tata bahasa. Mereka
itu antara lain: Ibn Sayyidih, Ibn Malik pengarang Alfiyah, Ibn Khuruf, Ibn
Al-Hajj, Abu Ali Al-Isybili, Abu Al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan
Al-Gharnathi.
Pada permulaan
abad IX M bahasa Arab sudah menjadi bahasa resmi di Andalusia. Pada waktu itu
seorang pendeta dari Sevilla menerjemahkan Taurat kedalam bahasa Arab, karena
hanya bahasa Arab yang dapat dimengerti oleh murid-muridnya untuk memahami
kitab suci agama mereka. Hal seperti itu terjadi pula di Cordova dan Toledo.
Menurut al Siba’i pada saat itu tidak jarang dari penduduk setempat yang
beragama Nashrani lebih fasih berbahasa Arab daripada (sebagian) bangsa Arab
sendiri.
2.
Kemegahan bangunan fisik.
Aspek-aspek
pembangunan fisik yang mendapat perhatian umat Islam sangat banyak. Dalam
perdagangan, jalan-jalan dan pasar-pasar dibangun. Bidang pertanian demikian
juga. Sistem irigasi baru diperkenalkan kepada masyarakat Spanyol yang tidak
mengenal sebelumnya. Dam-dam, kanal-kanal, saluran sekunder, tersier, dan
jembatan-jembatan air didirikan. Tempat-tempat yang tinggi, dengan begitu, juga
mendapat jatah air.
Orang-orang
Arab memperkenalkan pengaturan hidrolik untuk tujuan irigasi. Kalau dam
digunakan untuk mengecek curah air, waduk (kolam) dibuat untuk konservasi
(penyimpanan air). Pengaturan hidrolik itu dibangun dengan memperkenalkan roda
air (water wheel) asal Persia yang dinamakan na’urah (Spanyol: Noria). Di
samping itu, orang-orang Islam juga memperkenalkan pertanian padi, perkebunan
jeruk, kebun-kebun, dan taman-taman
Industri, di
samping pertanian dan perdagangan, juga merupakan tulang punggung ekonomi
Spanyol Islam. Di antaranya adalah tekstil, kayu, kulit, logam, dan industri
barang-barang tembikar.
Namun demikian,
pembangunan-pembangunan fisik yang paling menonjol adalah pembangunan
gedung-gedung, seperti pembangunan kota, istana, mesjid, pemukiman, dan
taman-taman. Di antara pembangunan yang megah adalah mesjid Cordova, kota
Al-Zahra, Istana Ja’fariyah di Saragosa, tembok Toledo, istana Al-Makmun, mesjid
Seville, dan istana Al-Hamra di Granada.
3.
Faktor-Faktor Pendukung Kemajuan
Spanyol Islam,
kemajuannya sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan
berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan-kekuatan umat Islam, seperti Abd al-Rahman
al-Dakhil, Abd al-Rahman al-Wasith dan Abd al-Rahman al-Nashir.
Toleransi
beragama ditegakkan oleh para penguasa terhadap penganut agama Kristen dan
Yahudi, sehingga, mereka ikut berpartisipasi mewujudkan peradaban Arab Islam di
Spanyol. Untuk orang Kristen, sebagaimana juga orang-orang Yahudi, disediakan
hakim khusus yang menangani masalah sesuai dengan ajaran agama mereka
masing-masing.
Masyarakat
Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk, terdiri dari berbagai komunitas,
baik agama maupun bangsa. Dengan ditegakkannya toleransi beragama,
komunitas-komunitas itu dapat bekerja sama dan menyumbangkan kelebihannya
masing-masing.
Meskipun ada
persaingan yang sengit antara Abbasiyah di Baghdad dan Umayyah di Spanyol,
hubungan budaya dari Timur dan Barat tidak selalu berupa peperangan. Sejak abad
ke-11 M dan seterusnya, banyak sarjana mengadakan perjalanan dari ujung barat
wilayah Islam ke ujung timur, sambil membawa buku-buku dan gagasan-gagasan. Hal
ini menunjukkan bahwa, meskipun umat Islam terpecah dalam beberapa kesatuan
politik, terdapat api yang disebut kesatuan budaya dunia Islam
1. Konflik Islam
dengan Kristen
Para penguasa Muslim tidak melakukan Islamisasi secara sempurna.
Mereka sudah merasa puas dengan hanya menagih upeti dari kerajaan-kerajaan
Kristen taklukannya dan membiarkan mereka mempertahankan hukum dan adat mereka,
termasuk posisi hirarki tradisional, asal tidak ada perlawanan bersenjata.38
Namun demikian, kehadiran Arab Islam telah memperkuat rasa kebangsaan
orang-orang Spanyol Kristen. Hal itu menyebabkan kehidupan negara Islam di
Spanyol tidak pernah berhenti dari pertentangan antara Islam dan Kristen. Pada
abad ke-11 M umat Kristen memperoleh kemajuan pesat, sementara umat Islam
sedang mengalami kemunduran.
2. Tidak Adanya
Ideologi Pemersatu
Kalau di tempat-tempat lain, para mukalaf diperlakukan sebagai
orang Islam yang sederajat, di Spanyol, sebagaimana politik yang dijalankan
Bani Umayyah di Damaskus, orang-orang Arab tidak pernah menerima orang-orang
pribumi. Setidak-tidaknya sampai abad ke-10 M, mereka masih memberi istilah
‘ibad dan muwalladun kepada para mukalaf itu, suatu ungkapan yang dinilai
merendahkan. Akibatnya, kelompok-kelompok etnis non-Arab yang ada sering
menggerogoti dan merusak perdamaian. Hal itu mendatangkan dampak besar terhadap
sejarah sosio-ekonomi negeri tersebut. Hal ini menunjukkan tidak adanya
ideologi yang dapat memberi makna persatuan, di samping kurangnya figur yang
dapat menjadi personifikasi ideologi itu.
3. Kesulitan Ekonomi
Di paruh kedua masa Islam di Spanyol, para penguasa membangun kota
dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat “serius”, sehingga lalai
membina perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang amat memberatkan
dan mempengaruhi kondisi politik dan militer.
4.
Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan
Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan di antara ahli waris.
Bahkan, karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk Al-Thawaif
muncul. Granada yang merupakan pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol jatuh
ke tangan Ferdinand dan Isabella, di antaranya juga disebabkan permasalahan ini
5.
Keterpencilan
Spanyol Islam bagaikan terpencil dari dunia Islam yang lain. la
selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dan Afrika Utara.
Dengan demikian, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung
kebangkitan Kristen di sana
Spanyol
merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa menyerap peradaban Islam, baik
dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian, dan peradaban antar
negara. Orang-orang Eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada di bawah
kekuasaan Islam jauh meninggalkan negara-negara tetangganya Eropa, terutama
dalam bidang pemikiran dan sains di samping bangunan fisik. Berawal dari
gerakan Averroeisme inilah di Eropa kemudian lahir reformasi pada abad ke-16 M
dan rasionalisme pada abad ke-17 M
Pengaruh
peradaban Islam, termasuk di dalamnya pemikiran Ibn Rusyd, ke Eropa berawal
dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di
universitas-universitas Islam di Spanyol, seperti universitas Cordova, Seville,
Malaga, Granada, dan Salamanca. Selama belajar di Spanyol, mereka aktif
menerjemahkan buku-buku karya ilmuwan-ilmuwan Muslim. Pusat penerjemahan itu
adalah Toledo. Setelah pulang ke negerinya, mereka mendirikan sekolah dan
universitas yang sama. Universitas pertama eropa adalah Universitas Paris yang
didirikan pada tahun 1231 M tiga puluh tahun setelah wafatnya Ibn Rusyd. Di
akhir zaman Pertengahan Eropa, baru berdiri 18 buah universitas. Di dalam
universitas-universitas itu, ilmu yang mereka peroleh dari
universitas-universitas Islam diajarkan, seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti,
dan filsafat. Pemikiran filsafat yang paling banyak dipelajari adalah pemikiran
Al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Rusyd.
Pengaruh ilmu
pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah berlangsung sejak abad ke-12 M itu
menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (renaissance) pusaka Yunani di Eropa
pada abad ke-14 M. Berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah
melalui terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari dan kemudian diterjemahkan
kembali ke dalam bahasa Latin.
Islam pertama kali masuk ke Spanyol
pada tahun 711 M melalui jalur Afrika Utara. Wilayah Andalusia yang sekarang
disebut dengan Spanyol diujung selatan benua Eropa, masuk kedalam kekuasaan
dinasti bani Umayah semenjak Tariq bin Ziyad, bawahan Musa bin Nushair gubernur
Qairuwan, mengalahkan pasukan Spanyol pimpinan Roderik Raja bangsa Gothia (92
H/ 711 M). Spanyol diduduki umat islam pada zaman kholifah Al-Walid (705-715),
salah seorang khalifah dari Bani Umayah yang berpusat di Damaskus.
Perkembangan Islam
di Spanyol berlangsung lebih dari tujuh setengah abad. Perkembangan itu dibagi
menjadi enam periode yaitu: Periode Pertama (711-755 M), Periode Kedua (755-912
M), Periode Ketiga (912-1013 M), Periode Keempat (1013-1086 M), Periode Kelima
(1086-1248 M), dan Periode Keenam (1248-1492 M).
Kemajuan peradaban
itu dipengaruhi oleh kemajuan intelektual yang di dalamnya terdapat ilmu
filsafat, sains, fikih, musik dan kesenian, begitu juga dengan bahasa dan
sastra, dan kemegahan pembangunan fisik.
Faktor-faktor
pendukung kemajuan Spanyol Islam, diantaranya kemajuannya sangat ditentukan
oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan
kekuatan-kekuatan umat Islam, seperti Abd al-Rahman al-Dakhil, Abd al-Rahman
al-Wasith dan Abd al-Rahman al-Nashir.
kemunduran dan
kehancuran Islam di Spanyol antara lain, konflik Islam dengan Kristen,tidak
adanya Ideologi pemersatu, kesulitan ekonomi, tidak jelasnya sistem peralihan
kekuasaan keterpencilan.
Badri. Yatim. 2003. Sejarah
Peradaban Islam. Jakarta:
PT. Gravindo
Persada
Supriyadi. Dedi. 2008. Sejara Peradaban
Islam. Bandung: CV Pustaka Setia
Syukur. Fatah. 2012. Sejara
Peradaban Islam. Semarang: PT. Putaka Riskin Putra