BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH
PERADABAN ISLAM DI MALAYSIA
Malaysia sebagai negara persekutuan tidak pernah ada sampai tahun 1963. Sebelumnya,
sekumpulan koloni didirikan oleh Britania Raya pada akhir abad ke-18. Malaysia modern terdiri dari beberapa kerajaan yang terpisah-pisah. Kumpulan wilayah
jajahan itu dikenal sebagai Malaya Britania hingga pembubarannya pada 1946, ketika kumpulan itu disusun kembali
sebagai Uni Malaya. Karena semakin meluasnya tentangan, kumpulan itu lagi-lagi disusun
kembali sebagai Federasi Malayapada tahun
Bangsa-bangsa di Asia
Tenggara mengalami ledakan ekonomi dan menjalani perkembangan yang cepat di
penghujung abad ke-20. Pertumbuhan yang cepat pada 1980-an dan 1990-an,
rata-rata 8% dari tahun 1991 hingga 1997, telah mengubah Malaysia menjadi negara
industri baru. Karena Malaysia adalah
salah satu dari tiga negara yang menguasai Selat Malaka, perdagangan internasional
berperan penting di dalam ekonominya. Pada suatu ketika, Malaysia pernah menjadi Penghasil
timah, karet dan minyak kelapa sawit di dunia. Industri
manufaktur memiliki pengaruh besar bagi ekonomi negara ini. Malaysia juga dipandang sebagai salah satu
dari 18 negara berkeanekaragaman terbesar di dunia.
Malaysia merupakan negara
yang mempunyai peranan strategis di kawasan Asia Tenggara pada khususnya dan dunia pada
umumnya. Di samping berada pada kedudukan geografik yang menjadi laluan
perdagangan antara bangsa sejak zaman dahulu.
Negara Malaysia adalah negara berkembang dan masih digolongkan pada negara yang
berpenghasilan menengah kebawah, tetapi beberapa sektor mendapat prestasi
dunia yang telah dicapai Malaysia, selain itu posisi mata uang ringgit cukup
tangguh.
Terletak di semanjung
Malaka Asia Tenggara Malaysia yang ibu kotanya Kuala lumpur mempunyai luas wilayah 332.370 Km2 atau 2,5 kali pulau Jawa. Sebagian
besar wilayahnya mempunyai luas wilayah berada 1.036 Km menyeberangi laut
China selatan tepatnya di utara pulau Kalimantan dan lainnya ada di pulau
Penang. Pada tahun 2002 jumlah penduduk Malaysia berkisar 22.229.040,
bahasa resminya bahasa Melayu. Sedangkan agama mayoritas Islam (53 %), Budha
(17 %), KongFu Chu, Tao, Chinese (11 %), Kristen (8,6 %) dan Hindu (7
%). [2] Namun
data yang terakhir penulis temukan bahwa sejalan dengan waktu perkembangan
jumlah penduduk dan penganut agama semakin meningkat dengan rata-rata 2,0
%.
Geografi daerah Malaysia : 329.748
kiometer persegi (127.315 mil persegi) agak lebih besar dari Meksiko, Ibukota
Kuala Lumpur, kota-kota lainnya, Penang, Ipoh, Malaka, Johor Baru, Shah Alam,
Klangtan, Kucing, Kota inabalu, Kota Baru, Kuala Trengganu, Petaling Jaya.
Malaysia dengan penduduk tahun 2008 populasinya 27,5 juta jiwa, laju
pertumbuhan 2,0 % kelompok etnis terdiri atas : melayu 53 %, cina 26 %, asi
11,8 %, indian 7,7 % lainya 1,2 %. Bahasa terdiri bahasa melayu resmi, cina
dialek macam, inggris, tamil, asli.
Malaysia terdiri dari dua bagian,
Malaysia Barat dan Malaysia Timur. Malaysia Barat merupakan sebuah semananjung
yang tepanjang di dunia, di bagian tengahnya membujur pegunungan dari utara ke
selatan. Pegunungan tersebut tediri dari beberapa rangkaian sejajar. Daratan
rendah utama adalah daratan rendah Kedah di utara, daratan rendah Selangor di
Barat, daratan rendah Johor di Selatan dan daratan rendah Kelantang dan
Pahang di Pantai Timur, daratan rendah di pantai Timur makin ke Selatan makin
melebar. [3]
Negara ini dipisahkan ke dalam dua
kawasan oleh Laut Cina Selatan Malaysia berbatasan dengan Thailand, Indonesia, Singapura, Brunei, dan Filipina. Malaysia
terletak di dekat khatulistiwa dan
beriklim tropis. Kepala negara Malaysia
adalah Yang
di Pertuan Agong(Raja) dan pemerintahannya dikepalai oleh
seorang Perdana Menteri. Model pemerintahan Malaysia mirip
dengan sistem
parlementer Westminister.
Suku Melayu menjadi
bagian terbesar dari populasi Malaysia. Terdapat pula komunitas Tionghoa - Malaysia dan India - Malaysia yang cukup besar. Bahasa Melayu dan Islam masing -
masing menjadi bahasa dan agama resmi negara.
Penduduknya sebagian besar atau
61 % terdiri dari suku Melayu pribumi, pendatang terdiri dari orang muslim dan
non Muslim yaitu orang muslim dari Indonesia (Minangkabau, Jawa, Banjar, Bugis,
Aceh, Mandailing) dan orang muslim dari India, Cina, Pakistan, Persia dan Turki,
Sedangkan orang non muslim adalah Cina dan India. Mayoritas penduduknya adalah
muslim Suni pengikut Mazhab Syafií, Islam agama resmi.
2.2 Proses Masuknya
Islam di Malaysia
Sejarah masuknya Islam di Malaysia
tidak bisa terlepas dari kerajaan-kerajaan Melayu, jauh sebelum datangnya
Inggris di kawasan tersebut. Sebab kerajaan ini dikenal dalam sejarah sebagai
Kerajaan Islam, dan oleh pedagang Gujarat melalui daerah kerajaan tersebut
mendak wahkan Islam ke Malaysia pada sekitar abad kesembilan[4]. ]
Dari sini kemudian dipahami bahwa Islam
sampai ke Malaysia belakangan ketimbang sampainya Islam di Indonesia yang sudah
terlebih dahulu pada abad ketujuh. Berdasarkan keterangan ini, maka asal usul
masuknya Islam ke Malaysia berdasar pada yang dikemukakan Azyumardi Azra bahwa
Islam datang dari India, yakni Gujarat dan Malabar. Sebelum Islam datang
wilayah Asia Tenggara, Malaysia adalah berada di jalur perdagangan dunia yang
menghubungkan kawasan-kawasan di Arab dan India dengan wilayah China, dan
dijadikan tempat persinggahan sekaligus pusat perdagangan yang amat penting[5]. Maka tidak
heranlah jika wilayah ini juga menjadi pusat bertemunya berbagai keyakinan
dan agama (a cross-roads of religion) yang berinteraksi secara kompleks[6].
Agama dan keyakinan
itu pun telah mempengaruhi susunan sosial, budaya, ekonomi, dan politik di
wilayah ini. Menurut Prof. DR. Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) bahwa
ada tiga isu masuknya Islam di Malaysia yaitu :
Isu pertama, Islam masuk ke
Malaysia pada abad pertama Hijrah dibawa oleh para pedagang India, Persia, dan
juga Arab melalui suatu proses damai dan secara cepat diterima oleh masyarakat
kerana mampu berbaur dengan adat dan kebudayaan masyarakat tempatan.
Isu kedua para
penyebar Islam tersebut menurut T. W. Arnold. tidak
datang sebagai penakluk dengan menggunakan kekuatan pedang untuk menyebarkan
Islam, sebagaimana yang terjadi di wilayah Timur Tengah, Asia Selatan, dan
Afrika. Mereka juga tidak menguasai hak-hak penguasa tempatan untuk menekan
rakyat, sebaliknya mereka hanya sebagai pedagang yang memanfaatkan kepintaran
dan peradaban mereka yang lebih tinggi untuk kepentingan penyebaran Islam
dengan memperkenalkan toleransi dan persamaan antara manusia. Bagi penganut
Hindu, yang agama mereka mengajarkan sistem kasta dalam masyarakat, agama Islam
yang baru mereka kenali adalah umat menarik perhatian, khususnya di kalangan
pedagang yang cenderung kepada orientasi kosmopolitan[7],
itulah sebabnya penerimaan orang Melayu terhadap agama Islam adalah
berkait erat dengan keluhuran agama tersebut.
Isu ketiga suatu proses perubahan
kebudayaan tidak akan berlaku jika tidak ada titik-titik kesamaan yang saling
menghubungkan, begitu juga yang terjadi pada Islam dan kebudayaan Malaysia.
Seandainya Islam dengan serta merta menghapuskan segala kebudayaan dan tradisi
yang wujud sebelumnya, mungkin ia sama sekali tidak akan menemukan tempat untuk
memasuki pulau-pulau di kawasan ini. Islam sebenarnya telah masuk di berbagai wilayah
Malaysia berabad-abad sebelum pengislaman besar-besaran dimulai. Para pedagang
asing telah lama menetap di bandar-bandar dan kerajaan-kerajaan Islam pertama
yang terdapat di Sumatera bahagian Utara dan Pantai Barat Semenanjung sejak
lebih kurang Abad ke-13, atau mungkin lebih awal daripada itu. Akan tetapi,
menurut Harry J.Benda.[10] Baru pada Abad ke 15 dan 16 agama
Islam menjadi kekuatan kebudayaan dan agama utama di kepulauan Nusantara.
Perubahan yang agak mendadak ini mungkin disebabkan semakin meluasnya ajaran
sufisme (mistik Islam) oleh para sufi yang berperanan sebagai pendorong gerak
maju agama ini[8].
Ajaran mistik Islam ini ternyata
menemukan banyak titik kesamaan dengan ajaran Hindu dan banyak disebarkan oleh
orang daripada India yang beragama Islam. Melalui pelbagai hubungan titik
persamaan ini, Islam ternyata mempunyai banyak kesesuaian dengan budaya
masyarakat tempatan. Oleh itu unsur tasawuf menjadi aspek yang lebih dominan
dalam proses Islamisasi di wilayah ini.
Sekitar tahun 1276 M di masa Sultan
Muhammad Syah bertahta di Malaka, datang sebuah kapal dagang dari Jeddah yang
dipimping kapten kapal yang bernama Sidi Abdul Aziz, yang juga seorang ulama
Islam, Sidi Abdul Aziz lalu menganjurkan raja Malaka saat itu yang telah di
Islamkan untuk menukar namanya menjadi Sultan Muhammad Syah[9]. [ Dalam
sejarah negeri Kedah disebutkan bahwa Islam masuk ke Kedah pada tahun 1501 M,
pada suatu hari datanglah seorang alim bangsa Arab di Kedah yang bernama Syekh
Abdullah Yamani yang kemudian mengislamkan raja dan pembesar serta anak negeri
Kedah. Raja Pramawangsa akhirnya dianjurkan oleh Syekh Abdullah menukar namanya
setelah masuk Islam menjadi sultan Muzafar Syah. Syekh Abdullah mendapat
kiriman Al- Qurán dari sahabatnya pendakwah di Aceh yaitu Sykh Nuruddin Makki[10].
Kedatangan Islam dan proses islamisasi
berlangsung melalui jalur perdagangan atas peranan para pedagang muslim dan
mubaliq dari Arab dan Gujarat, para dai’ setempat dan penguasa Islam. Sejak
awal abad ke-7 semananjung Malaka dan nusantara merupakan jalur perdagangan
utama antara Asia Barat dan Timur jauh serta kepulauaan rempah-rempah Maluku,
semananjung tidak dapat dipisahkan dari gugusan pulau-pulau nusantara, mereka
juga singgah di pelabuhan-pelabuhan semenanjung.
Bahwa proses islamisasi di Malaysia
yang memainkan peranan penting dalam mengembangkan ajaran Islam adalah ulama
atau pedagang dari jasirah Arab, yang pada tahun 1980-an Islam di Malysia
mengalami perkembanga dan kebangkitan yang ditandai dengan semaraknya kegitan
dakwah dan kajian Islam oleh kaum intelektual dan setiap tahun menyelenggarakan
kegiatan Internasional yaitu Musabaqh Tilawatil Al-Qurán yang selalu diikuti
oleh Qari dan Qariah Indonesia.
Negara Malaysia yang menganut agama
resmi Islam menjamin agama-agama lain dan oleh pemerintah diupayakan
menciptakan ketentraman, kedamaiaan bagi masyarakat, walaupun pemegang jabatan
adalah pemimpn-pemimpin muslim, tidak berarti Islam dapat dipaksakan oleh semua
pihak, sebagai konsekwensi semua masyarakat termasuk non muslim harus
menghargai dan menjunjung tinggi konstitusi negara kebangsaan Malysia.
2.3
Perkembangan Islam di Malaysia
Azyumardi Azra menyatakan bahwa tempat
asal datangnya Islam ke Asia Tenggara termasuk di Malaysia, sedikitnya ada tiga
teori. Pertama, teori yang menyatakan bahwa Islam datang langsung dari Arab
(Hadramaut). Kedua, Islam datang dari India, yakni Gujarat dan Malabar. Ketiga,
Islam datang dari Benggali (kini Banglades)[11]. Sedangkan mengenai pola penerimaan
Islam di Nusantara termasuk di Malaysia dapat kita merujuk pada peryataaan
Ahmad M. Sewang bahwa, penerimaan Islam pada beberapa tempat di Nusantara
memperlihatkan dua pola yang berbeda. Pertama, Islam diterima terlebih dahulu
oleh masyarakat lapisan bawah, kemudian berkembang dan diterima oleh masyarakat
lapisan atas atau elite penguasa kerajaan. Kedua, Islam diterima langsung oleh
elite penguasa kerajaan, kemudian disosialisasi-kan dan berkembang ke
masyarakat bawah. Pola pertama biasa disebut bottom up, dan pola kedua biasa
disebut top down[12]. Pola ini
menyebabkan Islam berkembang pesat sampai pada saat sekarang di malaysia.
Pola pertama
melalui jalur perdagangan dan ekonomi yang melibatkan orang dari berbagai
etnik dan ras yang berbeda-beda bertemu dan berinteraksi, serta bertukar
pikiran tentang masalah perdagangan, politik, sosial dan keagamaan. Di tengah
komunitas yang majemuk ini tentu saja terdapat tempat mereka berkumpul
dan menghadiri kegiatan perdagangan termasuk dirancang strategi penyebaran
agama Islam mengikuti jaringan-jaringan emporium yang telah mereka bina sejak
lama. Seiring itu pola kedua mulai menyebar melalui pihak penguasa dimana
istana sebagai pusat kekuasaan berperan di bidang politik dan penataan
kehidupan sosial, dengan dukungan ulama yang terlibat langsung dalam birokrasi
pemerintahan, hukum Islam dirumuskan dan diterapkan, kitab sejarah
ditulis sebagai landasan legitimasi bagi penguasa Muslim.
Sisa-sisa peninggalan sejarah yang juga
membuktikan perkembangan Islam di Malaysia dapat dilihat sesudah abad ke
sepuluh, pada abad ke-15 misalnya dan ketika itu Brunei masih bergabung dengan
malaysia, Salah satu sumber dari cina menyebutkan ada enam masjid di Malaysia
dan ditemukan batu nisan silsilah keturunan raja-raja Brunei. Sultan Brunei
ketika itu adalah Abdul Djalil Jabar tahun 1660, isterinya adalah putri sultan
Sukadana dari Sambas. Kemudian pada tahun 1852 ada masjid jami dibangun di
daerah Kucing, pada tahun 1917 dibangun madrasah di Malaysia yang disebut
Madrasah Al-Mursyidah[13]. Fakta-fakta sejarah ini mengindikasikan
bahwa Islam di Malaysia terus mengalami perkembangan yang ditandai dengan
perkembangan ilmu pengetauan dan pendidikan Islam semakin mengalami kemajuan.
Memasuki awal
abad ke-20, bertepatan dengan masa pemerintahan Inggris, urusan-urusan agama
dan adat Melayu lokal di Malaysia di bawah koordinasi sultan-sultan dan hal itu
diatur melalui sebuah departemen, sebuah dewan ataupun kantor sultan. Setelah
tahun 1948, setiap negara bagian dalam federasi Malaysia telah membentuk sebuah
departemen urusan agama. Orang-orang muslim di Malaysia juga tunduk pada hukum
Islam yang diterapkan sebagai hukum status pribadi, dan tunduk pada yurisdiksi
pengadilan agama (mahkamah syariah) yang diketua hakim agama. Bersamaan dengan
itu, juga ilmu pengetahuan semakin mengalami perkembangan dengan didirikannya
perguruan tinggi Islam dan dibentuk fakultas dan jurusan agama[14]. Perguruan
tinggi kebanggaan Malaysia adalah Universitas Malaya yang kini kita kenal
Universistas Kebangsaan Malaysia
Memasuki masa pasca kemerdekaan, jelas
sekali bahwa pola perkembangan Islam tetap dipengaruhi oleh pihak penguasa (top
down). Sebab, penguasa atau pemerintah Malaysia menjadikan Islam sebagai agama
resmi negara. Warisan undang-undang Malaka yang berisi tentang hukum Islam yang
berdasarkan konsep Qur’aniy berlaku di Malaysia.
Di samping itu, ada juga undang-undang
warisan Kerajaan Pahang diberlakukan di Malaysia yang di dalamnya terdapat
sekitar 42 pasal di luar keseluruhan pasal yang berjumlah 68, hampir identik
dengan hukum mazhab Syafii[15]. Pelaksanaan
undang-undang yang berdasarkan Alquran, dan realisasi hukum Islam yang sejalan
dengan paham Syafii di Malaysia sekaligus mengindikasikan bahwa Islam di negara
tersebut sudah mengalami perkembangan yang signifikan.
Dengan adanya proses islamisasi di
Malaysia yang memainkan peranan penting dalam mengembangkan ajaran Islam adalah
ulama atau pedagang dari jazirah Arab yang pada tahun 1980-an Islam di Malaysia
mengalami perkembangan dan kebangkitan yang ditandai dengan semaraknya kegiaan
dakwah dan kajian Islam oleh kaum itelektual dan menyelenggarakan kegiatan
intenasional yaitu Musabaqah ilawatil Al-Qur’an yang selalu diikuti qari qariah
Indonesia[16].. Selain tersebut perkembangan Islam di Malaysia
makin bertambah maju dan pesat, dengan bukti banyaknya masjid-masjid yang
dibangun, juga terlihat dalam penyelenggaraan jamaah haji yang begitu baik.
Sehingga dapat dikatakan bahwa perkemabangan Islam di Malaysia, tidak banyak
mengalami hambatan. Bahkan, ditegaskan dalam konstitusi negaranya bahwa Islam merupakan
agama resmi negara. Di kelantan, hukum hudud (pidana Islam) telah diberlakukan
sejak 1992.
Namun demikian Malaysia yang menganut
agama resmi Islam tetap menjamin agama-agama lain dan oleh pemerintah
diupayakan menciptakan ketentraman, kedamaian bagi masyarakat walaupun pemegang
jabatan adalah pemimpin-pemimpin muslim, tidak berarti Islam dapat dipaksakan
oleh semua pihak, sebagai konsekwensi semua masyarakat termasuk non muslim
harus menghargai dan menjunjung tingi konstitusi negara kebangsaan Malaysia.
2.4 SEJARAH PERADABAN ISLAM DI SINGAPURA
Singapura,
adalah sebuah desa nelayan Melayu.Terbukti tempat ini menjadi luar biasa
bermanfaat untuk memancing karena terletak di mulut sungai Singapore. Ini
terjadi sebelum pendudukan Eropa tetapi sekarang Singapura dikenal dengan jelas
sebagai negara kota pulau. Banyak suku asli dan cerita rakyat hidup di daerah
perbatasan pulau dan sungai . Sejarah menyatakan bahwa British East India
Company yang dipimpin oleh Sir Stamford Raffles telah mendirikan sebuah tempat
perdagangan di pulau yang menjadikan Singapura sebagai pusat komersial paling
makmur pada tahun 1989. Kekuatan militer Singapura, di bawah British East India
Company juga menjadi unggul . Kekuatan militer sebuah negara identik dengan
kekuatan negara. Hal ini membuat Singapura sebagai pusat dari modernitas itu
sendiri yang ditentukan melalui keberhasilan komersial dan kekutan militer.
Secara berkelanjutan, Singapura dahulu merupakan inti dari hegemoni Inggris di
Asia Tenggara.
Pada tahun 1965
Singapura menjadi negara yang independen dan bergabung dalam Persemakmuran
Bangsa-Bangsa pada 9 Agustus 1965. Belakangan, Singapura di tahun 1965 secara
resmi menjadi bagian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan September.
Sejak, kemerdekaannya Singapura telah berhasil lolos dari belenggu hegemoni dan
standar hidup mereka telah meningkat secara drastis.
Singapura juga berada di daftar teratas bagi
wisatawan yang mencari surga di bumi. Investasi langsung asing meningkat dan
peningkatan minat untuk memenuhi standar industri internasional telah merubah
Singapura menjadi pusat daerah industri, pos perdagangan, pendidikan, urbanitas
dan modernitas. Singapura hari ini membanggakan keunggulan fasilitasnya yang
mengundang banyak orang datang dari berbagai negara dan dari semua jalan-jalan
kehidupan. Perencanaan Industri dijabarkan ke dalam pelaksanaan oleh Albert
Winsemius, ekonom Belanda dan Singapura meperoleh keuntungan dari perencanaan
sosial dan ekonomi yang rapi. Berdasarkan peringkat GDP , Singapura adalah
negara ke 5 termakmur di dunia. Untuk pertama kalinya dalam sejarah dana
ekonomi Singapura telah diperas beberapa miliar dari cadangan resmi dengan izin
Presiden sebagai bagian dari paket ketahanan pada 5 Februari 2009 di bawah
bimbingan Menteri Keuangan Singapura, Tharman Shanmugaratnam. Cadangan resmi
Singapura sendiri mencapai US $ 170,33 miliar. Menurut sebuah survei ekonomi
Singapura menduduki peringkat 10 sebagai kota paling mahal untuk hidup di
dunia. Ini adalah akibat dari penduduk yang dinamis dan kosmopolitan di
Singapura yang hidup dalam keselarasan dan kekayaan dengan orang Cina lokal
yang membentuk etnis mayoritas. ]
2.5
Sejarah Negara Singapura
Asal usul nama singapura semula bernama Temasik,Tumasik
(Jawa), Tamasek (Cina), sebagai mana di jelaskan dalam kitab Tufat al-Nafis di
mana saat itu sultan Singapura di pimpin oleh Sultan Husein Syah (1819). Ada versi
lain, nama asal Singapura, ini muncul ketika pangeran dari Sumatra bernama Sang
Nila Utama singgah di pulau ini tahun 1299 dan menemukan seekor binatang mirib
singa, sehingga pulau ini di sebut Lion City (Kota Singa)[17]. Nila Utama dan rombongan menetap dan
membangun wilayah baru tersebut seta menamai wilayah itu dengan nama
“Singapura”. Ada versi lain bahwa nama Singapura itu adalah dari kata singgah dan pura berarti ( Kota), jadi Singapura Kota
Singapura, pada akhir abad ke 14 simgapura menjadi bagian wilayah kekuasaan
Malaka. Sebab Singapura ini di kuasai oleh Parameswara dan selanjutnya di
serahkan ke Majapahit. Akibatnya Parameswara tersingkir ke Malaka dan
mendirikan kerajaan Islam Malaka. Dan Singapura menjadi bagian kekuasaan sultan
Malaka. Kerajaan Malaka ini banyak bergaul dan berhubungan dengan pedagang
muslim, khususnya yang dating dari Bandar-bandar di Sumatra dan akhirnya
Pameswara pun memeluk islam dan bergelar Sultan Iskandar Shah. para pedagang
dari penjuru manapun suka singgah di sana[18].
Pada tahun 1819, SirThomas Stamford Raffles berhasil
mendarat di sebuah pulau yang di sana terdapat orang-orang melayu islam dsn
sekumpulan orang-orang laut yang berdiam di semenanjung tanah melayu. Sebagai
wakil syariat India timur Inggris, Raffles mengadakan perjanjian dengan tokoh
masyarakat setempat, Temanggung Daing Abdul Rahman, untuk sebuah pusat
perdagangan di Singapura.
Dalam kurun waktu sekejab, pulau ini
di singgahi banyak kapal yang ingin berdagang
di pulau ini, bahkan banyak kapal-kapal dari bagsa lain yag berdatangn
seperti pedagang dari tanah Arab, Gujarat, Parsi, Benggali, Pegu, Siam dan
China untuk mengadu nasif si Negara ini. Dalam kurun waktu yang cukup lama dan
melalui proses dari wakyu kewaktuu sehingga mencapai kegemilangan dan kejayaan[19].
Negara Singapura adalah Negara kota,
berdiri pada tanggal 9 Agustus 1965 atau keluar dari Negara federasi Malaysia.
Negara ini menganut paham “Secular
Moderen” dimana pemerintah bersikap
netral terhadap semua agama dam ras. Etnis melayu musliam berlatar belakang
dari pesisir Malaiysia, Jawa, Bugis, Bawean. Selain ada juga dari muslim India,
Cina, Pakistan dan Arab. Penduduk Mayoritas
Cana 77%, Melayu 15%, (Kurang lebih 376.000 jiwa) dari 4 juta lebih;
India 6% dan lain-lain. Melayu muslim kebanyakan hidup dengan standar ekonomi
lebih rendah di bandingkan dengan non-
Melayu, termasuk tertingal di bidang pendidikan sosial ekonomi dan politik.
Tahun 1980 hanya terdapat 679 orang yang lulus sarjana.
Singapura adalah sebuah Negara
Republik dengan system pemerintahan parlementer. Dalam UUD Negara ini terdiri
dari Eksekutuf, Legislatif dan Yudikatif. Presiden adalah sebagai kepala
Negara, tetapi tidak memiliki kekuatan politik. Sedangkan perdana Menteri
adalah pemimpin cabinet dan adminitrasi pemerintahan sehingga otomatis kekuatan
politik di pegang penuh oleh perdana Mentri[20].
2.6
Masuknya Ajaran Islam Ke Singapura
Pada awal abat pertengahan sampai
abat ke 19, penduduj islam bertambah banyak, hal ini tidak terlepas dari peran
seorang mubaligh sufi Hadramaut di Yaman dan dari bagian-bagian selatan India
dan cina yang berdagang ke Singapura. Pada saat itu Singapura terkenal
sebagai tempat yang maju yang di singgahi banyak kapal dari berbagai
bangsa-bangsa lain yang menjadikannya tempat perdagangan. Kemudian pada
saat
yang bersamaan, islam pun tumbuh dan berkembang yang di tandai dengan
bergolaknya pelbagai kegiatan[21].
Pusat kegiatan islam lebih kurang
80% di mesjid-mesjid yang ada di sana. 1 Juli 1968 di bentuklah MUIS (Majlis
Ulama Islam Simgapura) yang mampunyai tanggung jawab besar atas aktivitas ke
agamaan , kesehatan, kesejahteraan, pendidikan, ekonomi, masyakat dan sejarah
kebudayaan islam[22].
Islam di Singapura disyarkan oleh
para ulama dari berbagai bangsa belahan
Asia Tenggara dan benua kecil India yang berdagang ke sana. Seperti
Syaikh Ahmad Haminuddun (Minamgkabau), Syaikh Tuanku Mudo (Aceh), syaikh Ahmad
Hminudin, Syaikh Syed Usman bin Yahya bin Akil (mufti Betawi), Syaikh HabibAli
Habsi (Kwitang, Jakarta), Syaikh Anwar Sribandung (Palembang), syaikh Muhammad
Jamil Jaho (Padang Panjang) dan lain-lain[23].
Masuknya islam di Singapura boleh di
katakana tidak ada hambatan, walaupun ada, itu magkin hany bagian kecilnya,
baik dati segi politik dan birokrasi . muslim di Singapura mencapai lebih
kurang 15% dari jumlah penduduk yaitu, lebihkurang 476.000 orang islam[24].
Oramg-oramg yang berdagang kesana mareka menetap dan bahkan
menikahi wanita-wanita yang ada di sana, sehingga terjadilah sebuah keluarga
yang berkembang makin waktu kewaktu terus berkembang. Ada juga dari para
pedagang Arab yang membawa istri dan anak-anaknya tinggal bermukim di sana.
Bagi yang belum membawa keluarga setelah dapat ongkos mereka baru membawa
keluarganya . mereka terus menjadi orang Arab- Melayu dan “Jawi Peranakan “
yang keturunan India Melayu yang tersendiri. Orang Arab yang berdagang ke sana
memamfaatkan keuntungngan mereka dengan berbuat amal kebaikan, membangun
mesjid, membantu houspital, serta menganjurkan pertemuan pada tanggal penting
islam.
Sebagai keuntungan yang di peroleh
orang Arab melalui bayaran pelaksanaan haji. Ketika bangsa Indonesia di jajah,
banya dari masyarakat Indonesia yang pergi haji melalui Singapura. Persinggahan
orang islam yang pergi haji ini seringkali agak lama. Banyak sebagian dari
mereka bekerja baru pulang ke Indonesia dan ada juga yang menetap di sana.
Kehadian orang Arab dan proses pelaksanaan jamah haji meningkatkan keharuman nergi singapura sebagai sebagai
pusat kegiatan islam.
Dalam
bukunya, Origins Of Malay Nationalisme, seorang ahli sejarah William Roff mengatakan bahwa:
Para penuntut ilmu agama islam dari seluruh kepulauan
Yang ingin melanjutkan pelajaran dalam bidang hikum dan
Asas, telah pergi ke Mekah atau negri selat, maka ramailah
Ramailah para pelajar muda dating ke singapura, berguru
Dengan sarjana-sarjanislam yang terlatih dari Timur Tengah.
Banyak
buku-buku di terbitkan dan karya-karya agama pada akhir abad ke 19, ini juga
meningkatkan kedudukan islam sebagai pusat islam dan kesastraan. Masyarakat
Jawi Peranakan mengusai pasaran penerbitan dan mereka adalah golongan terdidik[25].
2.7
Perkembangan Islam Di Singapura
Pada tahun 1940-1950 orang islam boleh kawin dan bercerai
deengan mudah melalui beberapa kodi yang bergerak dari satu tepat ke tempat
yang lain. Ketidak teraturan ini di pergunakan dengan salah guna. Ada kodi yang
kurang teliti dalam segi taraf perkawinan dengan hasrat wali mereka yang sah. Perceraian
juga diperbolehkan dengan senang[26].
Dalam hal ini imam-imam atau
guru-guru sangat berpengaruh terutama dalam praktek agama, realitas
upacara-upacara sosial ke agamaan dengan berbagai macam Negara yang datang ke Singapura membawa banyak agama dan keperrcayaan[27]..
Namun pemerintah dalam hal ini bersifat netral , untuk
meyakinkan kaum muslimin bahwa pemerintah memegang prinsip kebebasan dalam
beragama dan melindungi keyakinan mereka, maka MUIS (Majelis Ulama Islam Singapura ) didirikan di bawah perundang-undangan
dan ketentuan AMLA (Administration
Of Muslim Law Act OF 1966 ). MUIS
bertanggung jawab dalam mengatur administrasi hokum islam di Singapura,
termasuk mengumpulkan zakat mall, pengaturan perjanjian haji, setipikasi halal,
aktifitas dakwah, mengorganisasi sekolah-sekolah agama, mengorganisa
pembangunan mesjid dan manajerialnya, pemberian bantuan biayasiswapelajar
muslim, bbertugas mengeluarkan patwa agama. Keta dan MUIS di angkat dan di
berhentikan oleh Presiden, melalui usulan dari kelompok muslim[28].
Dalam bidang pendidikan singapura
menganut sistem pendidikan islam moderen
dari awal hingga sekarang merujuk pada system mesir dan barat sepeti madrasah,
sekolah arab atau sekolah agama, tetapi tidak mengenal pondok pesantren. Ada 4
madrasah terbesar di singapura yaitu:
1.
Madrasah Aljunied, didirikan pada tahun 1927 M, oleh pangeran Syarif al-Syaid Umar bin Ali Aljuneid dari
palembang.
1. Madrasah Al-Ma’arif, didirikan pada
tahun 1940-an gurunya dari lulusan
AL-Azhar Mesir.
2. Madrasah Wak Tajung AL- Islamiyah ,
didirikan tahun 1955 M.
3. Madrasah AL-Sagoff, didirikan pada
tahun 1912 di atas tanah wakaf Syed Muhammad bin Syed al- Sagoff[29].
Ada juga pengembangan dalam masyarakatnya,di antara
badan-badan yang menyediakan berbagai pelayanan
MENDAKI (Majelis Perkembangan Masyaraka Islam Singapura ), muncul
sebagai organisasi utama, dengan berbagai kegiatan yang menyeluruh , dan
pendidikan kepada ekonomi. MENDAKI menerima dukungan dan bantuan keuangan dari pemerintah. Badan ini
di tumbuhkan pada tahun 1981 atas usaha ahli-ahli parlemen Melayu-islam untuk
mengatasi kemerosotan orang Melayu, seperti yang di perliatkan pada tahun 1980.
dalam tujuh tahun pertama, mendaki sangat perhatian terhadap soal pendidikan.
Ia mengadakan kelas bimbingan setiap menggu dan nasehat kepada pelajar dan
kkeluaga mereka. MENDAKI tidak perlu berjaya, kelembapannya kaadang-kadang
mejadi kritikan.
Pada tahun 1989, satu seminar
diadakan di dewan persidangan singapura, untuk memutar haluan baru bagi MENDAKI.
Perlu ada komitmen sepenuhnya dan usaha. Dengan komitmen sepenuhnya orang
melayu yang kaya atau yang punya kekayaan untuk membantu saudaranya yang kurang
mampu,komitmen dukungan masyarakat terhadap rancangan MENDAKI, komitmen
pemerintah sebagai bukti anda mau bekerja sama mencapai aspirasi masyarakat
anda.” Para peserta seminar dari berbagai masyarakat islam setuju dengan
beliau. Mereka menyokong MENDAKI agar meluaskan kegiatan serta menyususn semula
rancangan-rancangannya dengaan menawarkan lebih banyak program pedidikan. Di
sampang mengajukan kegiatan sosial dan ekonomi. “ sebagian keberhasilan orang
melayu-islam dalam pendidikan adalah di sebabkan oleh Mendaki. Program
terkemuka adalah bimbingan pada akhir minggu. Kelas-kelas utamanya semula pada
Februari 1980 degnan 60 orang pelajar kelas “A”, menghadiri kelas setiap hari
Ahad di mesjid AL-Anshar di Chai Chee dan mesjid Al-muttaqin di Ang Mo Kio.
MENDAKI mengendalikan lebih dari
10.000 orang pelajar di 14 pusat. Rata-rata berumaur sekitar sembilan hingga
delapan belas tahun. Para pelajar manghabiskan petang sabtu atau pagi ahad
mendalami pelajaran yang di peroleh dari sekolah. Ada juga program-program
khusus, seperti kelas matematik lanjutan dan kelas bahasa inggrais yang
intensif untuk pelajar yang sederhana kebolehannya. Dua lagi projek utama
merupakan bagian dari strategi pengayaan untuk semua MENDAKI, yaitu untuk
pelajar pandai dan untuk pelajar yang pencapaiannya di bawah standar.
Kegiatan lain MENDAKI adalahn
kelas-kelas computer, ceramah tentang orang tua yang baik, bengkel membaca,
kemah-kemah cuti sekolah, anugrah dan beayasiswa. Dia juga memberi pinjaman
tampa angsuran. Bagi pihak pemerintah, MENDAKI menguruskan subsidi iyuran
pendidikan tinggi bagi orang melayu, satu proyek yang membolehkan orang melayu
yang membolehkan pendidikan gratis di peringkat perguruan tinggi[30]
Proyek utama MENDAKI dalam bidang
sosial dan kebajikan adalah mendirikan pusat pelayanan keluaga dengan kerjasama
persatuan pemudi islam singapura (PPIS). Dalam bidang ekonomi, MENDAKI mencatat
perkembangan besar mmelalui amanah salam mendaki (ASM), sebuah tabung bagi
masayarakat islam. MENDAKI juga telah memasuki bidang memberi latihan kepada
pekerja islam dan kepada pekerja sama denga Lembaagi Penghasil Negara (NPB)
Untuk tujuan ini. Para penyokong mendaki sadar bahwa banyak banyak keberhasilan
yang telah di capai. Yang lain juga merasa banyak lagi yang bileh di lakukan.
berawal perdebatan ini, lahir sebuah badan yang hampirsama tujuannya yaitu
angkatan kariawan islam (AMP). Parapenggerak uatamanya iyalah sekumpualan
kariawan islam yang muda bekas pemimpin pelajar yang aktif takkala di uni
versitas dulu. Setelah memantapkan kerja dan keluarga masing-masing, mereka
merasa masyarakat memerlukan komitmen mereka.
Kerap di anggap pesaing MENDAKI, AMP
dengan segera menyiapkan pelbagai rancangan dari pada bersipat pendidikan
kepada kauseling untuk keluarga serta individu dan program-program latihan bagi
para pekerja. Pada awal tahun 1994, AMP mendirikan pusat latihan untuk meningkatkan
kemahiran pekerja melayu islam. Dan kemajuan kemahiran pemerintah telah
menyumbang lebih $2 juta dalam usia ini. Dalam masa tiga tahun akan datang
kira-kira 6,600 orang pekerja islam akan menjalani latihan. AMP juga giat dalam
usaha niaga, ia mendirikan sarikat pemegangan untuk kegiatan perdagangan dan
pembangunan di rantau ini. Sebuah lagi badan melayu sosial islam ialah taman
bacaan pemuda pemudi melayu singapura,didirikan tahun 1959 untuk memupuk minat
terhadap kesastraan dengan meminjamkan jurnal dan buku kepadaahli-ahlinya.
Beberapa tahun kemudian taman bacaan bertukar peranan untuk memenuhi kepeluan
masyarakat. Ia mulai mengendalikan bengkel untuk ibu bapak dan pelajar seta
rancangan-rancangan pendidikan termasuk aspek-aspek kemahiran,keibubapaan, pengurusan
waktu dan kelas-kelas bahasa.
Sebuah lgi badan berusia tiga abad
ialah Lembaga Biayasiswa Kenangan Maulud (LBKM). Pada tahun 1965, beberapa
minggu selepas singpura merdeka pada tanggal 9 Agustus, perwakilan 77
pertumbuhan Melayu-Islam menghadiri perhimpunan di Dewan Peringatan Victoria
untuk melancarkan LBKM. Dengan LBKM mulai usaha mendirikan lembaga bagi
pembantu para pelajar islam yang berpontensi untuk melannjutkan pelajaran tampa
terhambat oleh biaya.
Lebihkurang setahun kemudian ,
lembaga itu mempunyai uang yang cukup untuk menawarkan biaya siswa kepada 18
orang pelajar. Lembaga ini juga mengeluarka bantuan penyelidikan dan dua kali
setahun mengadakan cerama-ceramah peringatan oleh sarjans-sarjana islam
terkenal. Badan islam yang lebih mudah ialah Pertapis (Persatuan Taman Pengajian
Islam Singapura ) yang memberikan perhatian kepada kebajikan masyarakat dan
pendidikan. Pertapis juga mengendalikan rumah-rumah orang tua, rumah
kanak-kanak dan pusat bagi wanita dan kanak-kanak. Di samping kursus
pendidikan. Badan ini juga memepunyai beberapa cabang di Singapura.
Bagi kebanyakan orang islam, lorong
12 sama artinya dengan Jamiyah.yang beribu pejabat di situ. Jamiyah (Persatuan
Seluruh Islam Singapura) mempunyai sejarah kegiatan dakwah dan sosial yang
lama. Pada awalnya, Jamiyah hany mengasuh kelas-kalas agama, bukan hanya untuk
anggota masyarakat tetapi juga angota pasien di houspital dan di penjara. Badan
ini juga membantu mengislamkan orang bukan islam sambil mengadakan ceramah oleh
para sarjana-sarjana islam setepat atau antar bangsa.
Tidak jauh dari Jamiyah, di
Haigsville Drive, ialah persatuan Pemuda Islam Singapura (PPIS). PPIS yang juga
muncul dan berkembang dari kesadaran sekumpulan kecil umat islam didirikan oleh
beberapa orang wanita yang belatar belakang dan dari kumpulan etnik yang
berbeda.Terbentuk pada tahun 1952, PPIS mendapat perhatian ahli-ahlinya,
memberi pandangan kepada jawatan yang bersidang tetang akta pelayanan hukum
islam (AMLA) pada tahun 1966. PPIS mengesakan jawatan itu supaya menaikan umur
minimum perkawinan islam dari yang di canangkan 15 tahun sampai 18 tahun,
selaras dengan piagam wanita Singapura. Jawatan tersebut musyawarah baru dengan
menetapkannya 16 tahun.
Satu lagi pertumbuhan ialah
Muhammadiyah yang didirikan pada tahun 1957 oleh sekumpulan pelajar yang
memanggil diri mereka Ahlul Sunnah Wal-jamaah. Bermula dengan kelas-kelas
agama, kegiatan badan ini telah berkembang ke bidang-bidang lain termasuk taman
kanak-kanak dan madrasah. Turut memberi sumbangan adalah Darul Arqam (Persatuan
Muallaf Singapura), mengambil nama sempena dengan nama Arqam, sahabat nabi
saw,. Yang memberi perlindunga ke pada pemeluk baru agama islam. Belakangan
ini, Darul Arqan gigih berusaha untuk mengajak orang islam dan juga bukan islam
berdakwah. Ia ingin islam di lihat sebagai agama bukan saja orang melayu,
tetapi untuk semua bangsa.
Darul Arqan telah membawa islam ke
dunia antar bangsa melalui pertukaran antar kebudayaan denagn orang islam di
seluruh dunia. Tokoh-tokoh islam terkemuka kerap di undang untuk menyampaikan
ceramah-ceramah umum dan berbincang dengan ahli-ahlinya. Ia juga berhubungan
rapat dengan banyak badan islam antar bangsa, termasuk perhimpunan Belia Islam Sedunia.
Sebuah lagi pertumbuhan agama ialah Persatuan
Tabung Amanah Muslimin (MTFA) yang menguruskan rumah anak-anak yatim Darul
Ihsan Lilbanin untuk budak laki-laki, dan Darul Ihsan Libanat untuk budak
perempuan. Anak-anak yatim yang tidak tinggal di rumah-rumah tersebut juga
boleh memohon bantuan keuangan atau pendidikan dari MTFA, pada tahun 1993, MTFA
memberi $75,000 dalam betuk bantuann pendidikan. Dengan di capainya hal
tersebut maka menjadikan masyarakat Singapura mendapat tempat tinggal yang
lebih baik[31]
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.
Masuknya Islam ke Asia Tenggara
Para ahli berbeda pendapat mengenai dari mana asal penyebaran Islam di
Asia Tenggara. Maka ada 3 teori mengenai dari mana Islam itu dibawa, yaitu:
· Teori
kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Arab.
· Teori
kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Cina.
· Teori
kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari India/Gujarat.
Demikian pula dengan waktu masuknya Islam ke kawasan Asia Tenggara, para
ahli sejarah pun berbeda pendapat. Ada yang mengatakan waktunya itu adalah abad
ke-1 H/ke-7 M da nada pula yang menyebut pada abad ke-13 M. Namun dalam hal ini
kami ambil kesimpulan bahwa agama Islam sudah masuk ke kawasan Asia Tenggara
pada abad ke-1 H/7 M. Kemudian pada abad-13 agama Islam berkembang pesat.
2. Cara-cara datang dan berkembangnya Islam
di Asia Tenggara
Menurut
Uka Tjandrasasmita, saluran-saluran Islamisasi yang berkembang ada beberapa
yaitu:
1)
Saluran
Perdagangan
2)
Saluran
Perkawinan
3)
Saluran Tasawuf
4)
Saluran
Pendidikan
5)
Saluran Kesenian
6)
Saluran Politik
3. Tahap-tahap perkembangan Islam di Asia Tenggara
Adapun tahap-tahap perkembangan Islam di Asia
Tenggara ada 3 tahapan:
1. Kehadiran para pedagang Muslim (7 - 12 M)
2. Terbentuknya Kerajaan Islam (13-16M)
3. Pelembagaan Islam
4. Perkembangan Islam di negara-negara Asia
Tenggara
[2]
Jonh Esposito, The Oxfort
Encyclopedia of The Modern Islamic Word Volume III,(New York: Oxford
Unversity Press, 1995), h. 35
[3]
Dewan Redaksi Ensiklopedia
Islam, Ensiklopedia Islam Jilid III, (Cet. II; Jakarta: Ichtiar
Baru Van Hoeve, 1994), h. 137.
[4]
Kota Kuala Lumpur dalam
http:www.ai-shia.com/html/id/service/Info-Negara-Muslim/Malaysia.
[5]
Abdul Rahman Haji Abdullah, Pemikiran Umat Islam Di Nusantara: Sejarah
dan Perkembangannya Hingga Abad Ke-19, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan
Pustaka, 1990), h. 24-30.
[6]
Kenneth Perry Landon, Southeast
Asia: Cross-roads of Religion, (Chicago: University of Chicago Press), 1949
[7]
Taufik
Abdullah, dkk., Sejarah Ummat Islam Indonesia, (Jakarta: Majelis
Ulama Indonesia, 1991), h. 38
[8]
Pengaruh sufi dalam penyebaran Islam
di Nusantara, lihat dalam Mahayudin Haji Yahaya, Islam di Alam Melayu,
(Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1998), h. 7-13
[9]
Muhammad Syamsu AS, Ulama
Pembawa Islam di Indonesia dan Sekitarnya,(Cet. II; Jakart: PT. Lentera
Basritama, 1999), h. 118
[10]
Ibid
[11]
Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan kepulauan Nusantara
Abad XVII dan XVIII (Bandung: Mizan, 1994), h. 15-21
[12]
Ahmad M. Sewang, Islamisasi
Kerajaan Gowa (Cet. II; Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005), h.86
[13]
Lihat,Travel Malaysia dalam http://urniasih.blogspot.com/205/06/travel-Malaysia Kucing,
html. disadur tanggal 12 Januari 2010
[14]
Ajid Thohir, Perkembangan
Peradaban Islam di Kawasan Dunia Islam (Cet. I; Jakarta, PT. Raja
Grafindo Persada, 2002), h. 268-269
[16]
Ibid, h.139
[17]
Abd. Ghopur, Handout Mata Kuliah Study
Islam Asia Tenggara
[18]
Asmal May dan Aripudin, Handoud Mata Kuliah Sejarah Islam Asia
Tenggara
[19]
Suhaimi, Cahaya Islam Di Ufuk Asia
Tenggara, Pekanbaaru, Suska Perss UIN Suska Riau, 2008, hlm 172
[20]
Abd. Ghofur, op. cit,
[21]
Suhaimi, op. cit, hlm 173
[22]
Htt// Perkembangan Islam Di Singapura.
com
[23]
Abd. Ghopur, op. cit,
[24]
Htt// Perkembangan Islam Di Singapura. com
[25]
Suhaimi, op. cit, hlm 173-176
[26]
Ibit, hlm 214
[27]
Asmal May dan M. Arifuddin, op. cit,
hlm 117
[28]
Abd. Ghopur, op. cit, hlm 34
[29]
ibit
[30]
Suhaimi, op. cit, hlm 222
[31]
Ibit, hlm224-228
Tidak ada komentar :
Posting Komentar