Sabtu, 12 November 2016

Makalah Model Kurukulum Peter F Oliva

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum (Rahmat, 2009).
Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya, akan berkibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia.
Sebelum melangkah lebih jauh pada pembahasan mengenai prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, bagaimana konsep kurikulum. Kita tentunya sudah mengetahui bagaimana konsep kurikulum tersebut. Dari pendapat penulis dapat dikatakan bahwa kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Dalam kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan atau ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat pendidikan, politikus, pengusaha, orang tua peserta didik serta unsur-unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan. Rancangan ini disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dalam proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga, maupun masyarakat.
Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan kurikulum.







BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Model Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa siswa ke arah perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai hingga mana perubahan-perubahan itu telah terjadi pada siswa. Pada prinsipnya pengembangan kurikulum berkisar pada pengembangan aspek ilmu pengetahuan dan teknologi yang perlu diimbangi dengan perkembangan pendidikan. Tetapi pada kenyataannya manusia memiliki keterbatasan dalam kemampuan menerima, menyampaikan dan mengoleh informasi, untuk itulah dibutuhkan proses pengembangan kurikulum yang akurat, terseleksi dan memiliki tingkat relevansi yang kuat. Dengan demikian, diperlukan suatu model pengembangan kurikulum dengan pendekatan yang sesuai.
Model pengembangan kurikulum merupakan ulasan teoritis tentang suatu proses pengembangan kurikulum secara menyeluruh atau dapat pula hanya mencakup salah satu komponen kurikulum. Ada yang memberikan ulasan tentang suatu proses kurikulum, dan ada juga yang hanya menekankan pada mekanisme pengembangannya saja.[1]

B.     Kurikulum Menurut Peter F Oliva
The Oliva model to chart a model for curriculum development that three criteria: The model had to be simple, comprehensive, and systematic.
Menurut Oliva (Sri Rahayu Chandrawati, 2009) dalam membuat rencana tentang perkembangan kurikulum terbagi menjadi tiga kriteria: sederhana, komprehensif, systematik. Meskipun model ini menggambarkan beberapa proses yang berasumsi pada model sederhana.[2]

Komponen-komponen seperti yang tampak dalam gambar diatas menurut oliva adalah komponen pokok saja, sebab dalam kenyataannya dalam mengembangkan suatu kurikulum ada 12 komponen yang satu sama lain saling berkaitan.
Dari bagian diatas tampak model pengembangan kurikulum yang dikemukakan oleh oliva, terdiri dari 12 komponen yang harus dikembangkan:
1.    Pernyataan filsafat : kebutuhan siswa umumnya, kebutuhan masyarakat
2.    Spesifikasi kebutuahn siswa khusus
3.    Spesifikasi kebutuhan masyarakat khusus
4.    Spesifikasi kebutuhan disiplin ilmu
5.    Spesifikasi tujuan umum kurikulum
6.    Spesifikasi tujuan khusus kurikulum
7.    Organisasi dan implementasi kurikulum: Spesifikasi tujuan umum  pembelajaran, Spesifikasi khusus tujuan pembelajaran
8.    Seleksi strategi pembelajaran
9.    Seleksi pendahuluan teknik evaluasi : Seleksi akhir teknik evaluasi
10.  Implementasi pengajaran/strategi
11.  Evaluasi pembelajaran
12.  Evaluasi kurikulum
Ke 12 komponen menggambarkan langkah demi langkah pengembangan kurikulum yang komprehensif. Model tersebut digambarkan dalam bentuk segi empat dan lingkaran. Segi empat menggambarkan tentang proses perencanaan sedangkan lingkaran menggambarkan proses operasional. 
1.      Komponen pertama adalah perumusan filosofis, sasaran, misi serta visi lembaga pendidikan, yang semuanya bersumber dari analisis kebutuhan siswa, dan analisis kebutuhan masyarakat.
2.      Komponen kedua analisis kebutuhan masyarakat di mana sekolah berada, kebutuhan siswa dan urgensi dari disiplin ilmu yang harus diberikan sekolah. Sumber kurikulum berasal dari komponen 1 dan 2 ini, komponen 1 berisi pernyataan-pernyataan yang bersifat umum dan sangat ideal, sedangkan komponen 2 mengarah kepada tujuan yang lebih khusus.
3.      Komponen ke-3 dan ke-4 berisi tujuan umum dan tujuan khusus kurikulum yang didasarkan kepada kebutuhan yang ada pada komponen 1 dan 2
4.      Komponen ke-5 adalah bagaimana mengorganisasikan rancangan dan mengimplementasikan kurikulum
5.      Komponen ke-6 dan 7 mulai menjabarkan kurikulum dalam bentuk perumusan tujuan umum dan tujuan khusus pembelajaran
6.      Setelah menetapkan tujuan, selanjutnya menetapkan strategi pembelajaran yang dimungkinkan dapat mencapai tujuan seperti yang terdapat pada komponen ke-8
7.      Komponen ke -9a adalah melakukan studi awal tentang kemungkinan strategi atau tehnik penilaian yang akan digunakan
8.      Selanjutnya diteruskan pada komponen ke-10 yaitu mengimplementasikan strategi pembelajaran.
9.      Setelah strategi diimplementasikan, kemudian kembali pada komponen ke-9 yaitu komponen ke-9b untuk menyempurnakan alat atau tehnik penilaian, dengan menerapkan komponen ke-9a kemudian ditambah atau direvisi setelah mendapatkan masukan dari implementasi kurikulum
10.  Dari penetapan alat dan tehnik penilaian itu, maka selanjutnya pada komponen ke-11 dan ke-12 dilakukan evaluasi terhadap pembelajaran dan evaluasi kurikulum
Menurut Oliva, model yang dikembangkan ini dapat digunakan dalam beberapa dimensi. Pertama, untuk penyempurnaan kurikulum sekolah dalam bidang-bidang khusus, misalkan penyempurnaan kurikulum bidang studi tertentu di sekolah, baik dalam tataran perencanaan kurikulum maupun dalam proses pembelajarannya. Kedua, model ini juga dapat digunakan untuk membuat keputusan dalam merancang suatu program kurikulum. Ketiga, model ini dapat digunakan dalam mengembangkan program pembelajaran secara khusus.[3]



















DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. 2007. Pengembangan KURIKULUM Teori & Praktik. Jogjakarta : Ar Ruzz Media.
Hamlik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Syaodih, Sukmadinata, Nana. 2010. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.



[1] Nana syaodih sukmadinata.  Pengembangan kurikulum, (Bandung: remaja rosdakarya, 2010) h.185
[2] Wina sanjaya, kurikulum dan pembelajaran, ( Jakarta: prenada media groub, 2010) h.89
[3] Ibid, h.91

1 komentar :