KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan izin dan kekuatan
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Fadhail
Al Quran Tahfiz dan Tadabbur” tepat pada waktunya.
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Ulumul Qur’an. Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada
dosen pembimbing mata kuliah Ulumul Qur’an. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada teman-teman mahasiswa yang sudah memberi kontribusi baik langsung maupun
tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematikanya.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami. Oleh sebab
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah
ini. Akhirnya, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat,
khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.
Martapura, Oktober 2015
Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
Al Qur'an adalah kalam Allah yang berupa
mukjizat yang diturunkan oleh-Nya kepada manusia, melalui Jibril, dengan perantara
Rasul terakhir, Muhammad, berfungsi utama sebagai petunjuk manusia sebagai
mahluk psikofisik yang bernilai ibadah. Diantara keistimewaan Al- Qur’an adalah
ia merupakan kitab yang dijelaskan dan dimudahkan untuk di hafal. Al- Qur'an adalah sumber utama ajaran Islam dan merupakan pedoman
hidup bagi setiap muslim. Al- Qur’an bukan sekedar memuat petunjuk tentang
hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya
(hablum min Allah wa hablum min an-nas), bahkan hubungan manusia dengan alam
sekitarnya.
1.
Bagaimana
Pengertian Tahfidz Qur’an ?
2.
Bagaimana
Keutamaan-keutamaan Menghafal Al-Qur’an ?
3.
Bagaimana
Pengertian
Tadabbur ?
4.
Bagaimana
Keutamaan
Tadabbur Al-Quran ?
1.
Memahami
Pengertian Tahfidz Qur’an
2.
Memahami
Keutamaan-keutamaan Menghafal Al-Qur’an
3.
Memahami
Pengertian
Tadabbur
4.
Memahami Keutamaan
Tadabbur Al-Quran
Dalam
penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode kepustakaan, yakni dengan
mengumpulkan buku-buku yang menyangkut tentang permasalahan yang dibahas
sehingga selesailah makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Tahfidz
Tahfidz
Qur’an terdiri dari dua suku kata, yaitu Tahfidz dan Qur’an, yang mana keduanya
mempunyai arti yang berbeda. Yaitu tahfidz yang berarti menghafal. Menghafal
dari kata dasar hafal yang dari bahasa arab hafidza-yahfadzu-hifdzan, yaitu
lawan dari lupa, yaitu selalu ingat dan sedikit lupa.[1]
Sedangkan
menurut Abdul Aziz Abdul Rauf definisi menghafal adalah “proses mengulang
sesuatu baik dengan membaca atau mendengar. ” Pekerjaan apapun jika sering
diulang, pasti menjadi hafal.[2]
Seseorang
yang telah hafal Al-Qur’an secara keseluruhan di luar kepala, bisa disebut
dengan juma’ dan huffazhul Qur’an. Pengumpulan Al-Qur’an dengan cara menghafal
(Hifzhuhu) ini dilakukan pada masa awal penyiaran agama Islam, karena Al-Qur’an
pada waktu itu diturunkan melalui metode pendengaran. Pelestarian Al-Qur’an
melalui hafalan ini sangat tepat dan dapat dipertanggung jawabkan.
Allah berfirman QS. Al A’raaf 158:
@è% $ygr'¯»t ÚZ$¨Z9$# ÎoTÎ) ãAqßu «!$# öNà6ös9Î) $·èÏHsd Ï%©!$# ¼çms9 Ûù=ãB ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ( Iw tm»s9Î) wÎ) uqèd ¾Çósã àMÏJãur ( (#qãYÏB$t«sù «!$$Î/
Ï&Î!qßuur ÄcÓÉ<¨Y9$# ÇcÍhGW{$# Ï%©!$# ÚÆÏB÷sã «!$$Î/ ¾ÏmÏG»yJÎ=2ur çnqãèÎ7¨?$#ur öNà6¯=yès9 crßtGôgs? ÇÊÎÑÈ
158.
Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya Aku adalah utusan Allah
kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, Maka
berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, nabi yang ummi yang beriman kepada
Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya
kamu mendapat petunjuk".
Rasulullah
amat menyukai wahyu, Ia senantiasa menunggu penurunan wahyu dengan rasa rindu,
lalu menghafal dan memahaminya, persis seperti dijanjikan Allah.
Allah
berfirman QS. Al-Qiyamah 17:
¨bÎ) $uZøn=tã ¼çmyè÷Hsd ¼çmtR#uäöè%ur ÇÊÐÈ
17. Sesungguhnya
atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai)
membacanya.
Oleh
sebab itu, Ia adalah hafidz (penghafal) Qur’an pertama merupakan contoh paling
baik bagi para sahabat dalam menghafalnya. Setiap kali sebuah ayat turun,
dihafal dalam dada dan ditempatkan dalam hati, sebab bangsa arab secara kodrati
memang mempunyai daya hafal yang kuat. Hal itu karena pada
dilakukan
dengan catatan hati mereka. umumnya mereka buta huruf, sehingga dalam penulisan
berita-berita, syair-syair dan silsilah mereka dilakukan dengan catatan hati mereka.[3]
2.
Pengertian
Qur’an
Al-Qur’an
ialah kitab suci yang diwahyukan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
rahmat dan petunjuk bagi manusia dalam hidup dan kehidupannya, menurut harfiah,
Qur’an itu berarti bacaan.[4]
Sedangkan secara terminologi
Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
sebagai mukjizat yang tertulis dalam lembaran-lembaran, yang
diriwayatkan secara mutawattir, dan membacanya merupakan ibadah.
QS. Al-Qiyamah:17-18
¨bÎ) $uZøn=tã ¼çmyè÷Hsd ¼çmtR#uäöè%ur ÇÊÐÈ #sÎ*sù çm»tRù&ts% ôìÎ7¨?$$sù ¼çmtR#uäöè% ÇÊÑÈ
17. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah
mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.
18.
apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.
Setelah
melihat pengertian tahfidz/menghafal dan Al-Qur’an diatas dapat disimpulkan
bahwa menghafal Al-Qur’an adalah suatu proses untuk memelihara, menjaga dan
melestarikan kemurnian Al-Qur’an yang diturunkan kepada Rasulullah Saw.
diluar
kepala agar tidak terjadi perubahan dan pemalsuan serta dapat menjaga dari
kelupaan baik secara keseluruhan ataupun sebagiannya.
Terlebih dahulu kamu membaca ayat yang ingin dihafal, kemudian
membacanya sendiri berulang-ulang sambil melihat mushaf Al-Qur’an.
setelah itu, kemudian kamu dapat memilih cara/metode menghafal berikut ini:
1.
Metode tasalsuli (menghafal
secara berantai), yaitu menghafal satu halaman Al-Qur’an dengan cara menghafal
satu ayat sampai hafal dengan lancar, kemudian pindah ke ayat kedua sampai
benar-benar lancar, setalah itu, gabungkan ayat 1 dengan ayat 2 tanpa melihat
mushaf. Jangan berpindah ke ayat selanjutnya kecuali ayat sebelumnya lancar,
begitu juga seterusnya ayat ketiga sampai satu halaman, kemudian gabungkan dari
ayat pertama sampai terakhir.
2.
Metode jam’ii (menghafal
secara menggabungkan), yaitu menghafal satu halaman Al-Qur’an dengan cara
menghafal satu ayat sampai lancar, kemudian bepindah ke ayat kedua, setelah
ayat kedua lancar berpindah ke ayat ketiga, begitu juga seterusnya sampai satu
halaman. Kemudian setelah dapat mengahafal satu halaman, menggabungkan hafalan
dari ayat pertama sampai terakhir tanpa melihat mushaf.
3.
Metode muqsam (menghafal
dengan cara membagi-bagi), yaitu menghafal satu halaman Al-Qur’an dengan cara
membagi-bagi menjadi beberapa bagian, setiap bagian itu menghafalnya secara
tasalsul (mengulangi dari awal), setelah tiap-tiap bagian telah sempurna (satu
halaman) dihafal, kemudian disatukan/digabungkan antara satu bagian dengan
bagian yang lainnya sampai seluruh bagian dapat digabungkan tanpa melihat
mushaf . Metode ini pertengahan antara metode tasalsul dan jam’ii.
Ketiga ini
dianggap yang paling mudah, tidak terlalu memberatkan seperti halnya metode
tasalsuli, akan tetapi ketiga metode ini bukanlah metode yang mesti dilakukan
oleh setiap orang karena setiap metode ada kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Ini tergantung pada pribadi masing-masing mana yang dianggap bagus dan cocok
diterapkan, atau bahkan keluar dari ketiga metode diatas, maka terapkanlah cara
yang memberikan kemudahan dalam menghafal karena setiap orang memiliki potensi
menghafal yang berbeda-beda dan memiliki keluangan waktu yang tidak sama.
Tujuan dari metode itu adalah untuk mencapai hafalan yang baik.
Diantara keutamaan-keutamaan dari mengahafal Al-Qur’an
itu adalah sebagai berikut:
1.
Orang yang
hafal Al-Qur’an itu termasuk ke dalam golongan orang-orang yang berilmu.
Sebagaimana firman Allah SWT. Dalam surat Al-Ankabut ayat 48-49:
$tBur |MZä. (#qè=÷Fs? `ÏB ¾Ï&Î#ö7s% `ÏB 5=»tGÏ. wur ¼çmÜèrB ÎYÏJuÎ/ ( #]Î) z>$s?ö^w cqè=ÏÜö6ßJø9$# ÇÍÑÈ ö@t/ uqèd 7M»t#uä ×M»oYÉit/ Îû Írßß¹ úïÏ%©!$# (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# 4 $tBur ßysøgs !$uZÏF»t$t«Î/ wÎ) cqßJÎ=»©à9$# ÇÍÒÈ
48. dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya
(Al Quran) sesuatu Kitabpun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan
tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar
ragulah orang yang mengingkari(mu).
49. sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam
dada orang-orang yang diberi ilmu[1156]. dan tidak ada yang mengingkari
ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.
[1156]
Maksudnya: ayat-ayat Al Quran itu terpelihara dalam dada dengan dihapal oleh
banyak kaum muslimin turun temurun dan dipahami oleh mereka, sehingga tidak ada
seorangpun yang dapat mengubahnya.
2.
Hafal
Al-Qur’an menjadi sumber keselamatan dunia dan akhirat. Hadits Nabi
menjelaskan:
Artinya:”Dari
Abu Darda RA. sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda:”Barangsiapa yang hafal 10
ayat awal dari surat Al-Kahfi niscaya dia akan dijaga dari fitnah
Dajjal”. Dalam riwayat lain: ( 10 akhir surat Al-Kahfi).
Ayat diatas,
menjelaskan bahwa orang yang hafal 10 awal atau akhir dari surat Al-Kahfi akan
diselamatkan dari fitnah yang terbesar di dunia yaitu fitnah Dajjal. Maka jelas
orang yang menghafal Al-Qur’an akan selalu dijaga dan diselamatkan oleh Allah
dari segala kejelekan-kejelakan manusia, Apalagi kalau sampai hafal Al-Qur’an
30 juz.
Orang hafal
Al-Qur’an akan selamat dari api neraka. Sebagaimana hadits Nabi:
Artinya:”Seandainya
Al-Qur’an ini dibuat dari kulit kemudian dilemparkan (kulit tersebut) ke dalam
api neraka niscaya tidak akan terbakar”.(H.R.Ahmad) dan Abu Umamah
berkata:”Bacalah Al-Qur’an dan sungguh mushaf-mushaf Al-Qur’an yang menggantung
pada hatimu tidak akan menipumu, karena Allah tidak akan menyiksa hati yang
tersimpan di dalamnya ayat Al-Qur’an”.
3.
Orang yang
hafal Al-Qur’an itu berada di barisan paling depan/paling dahulu di dunia dan
akhirat. Sebagaimana hadits Nabi SAW yang berbunyi:
Artinya:”Dari
Umar bin Khattab R A.,
sesungguhnya Nabi SAW. bersabda:”Sesungguhnya Allah mengangkat derajat suatu
kaum dengan Al-Qur’an ini, dan merendahkan yang lainnya”.
4.
Orang yang
hafal Al-Qur’an itu memperoleh derajat tinggi di syurga. Sesuai hadits Nabi SAW:
Artinya:”Dari
Abdullah bin ‘Amru bin Ash RA. berkata:”Rasulullah SAW. bersabda:”Dikatakan kepada
orang yang hafal Al-Qur’an, bacalah Al-Qur’an! lembutkanlah!, dan bacalah
dengan tartil, sebagaimna kamu melakukannya ketika di dunia, karena kedudukanmu
(di akhirat) di akhir ayat yang kamu baca”.
Dalam hadits lain dijelaskan:
Artinya:”Orang yang pandai
membaca Al-Qur’an bersama para malaikat yang mulia (di syurga) dan orang yang
membaca Al-Qur’an dan terbata-bata ketika membacanya, dan mengalami kesulitan
maka baginya dua pahala”.
5.
Al-Qur’an akan memberikan syafaat
di hari kiamat bagi orang yang membaca, menghafal dan mengamalkannya.
Sebagaimana hadits Nabi:
Artinya:”Bacalah Al-Qur’an karena
dia akan menjadi syafat (penolong) di hari kiamat bagi orang yang membacanya”.
Tadabbur adalah salah satu cara untuk memahami
Al-Qur’an. Kitab-kitab Tafsir yang kita kenal dan kita baca sekarang adalah
hasil usaha yang optimal dari para ulama dalam mentadabburi dan memahami
Aquran.
Tadabbur menurut bahasa berasal dari kata دبــر yang berarti menghadap, kebalikan membelakangi. Tadabbur
menurut ahli bahasa Arab adalah الـتـفـكّـر memikirkan. Maka, tadabbur bisa berarti memikirkan akibat dari
sesuatu atau memikirkan maksud akhir dari sesuatu. Sedangkan, tadabbur menurut
istilah adalah “penelaahan universal yang bisa mengantarkan kepada pemahaman
optimal dari maksud suatu perkataan “.
Tadabbur adalah perenungan yang
menyeluruh yang menghubungkan kepada maksud sebuah ungkapan dan makna-makna
yang mendalam .[5]
DenganTadabbur maka seluruh isi Al
Quran itu bisa memberikan pengaruh, memberikan kesan di setiap waktu dan
kondisi apapun selama allah menghendaki hal tersebut.[6]
Ibnu Taimiyah berkata : ”
Barangsiapa yang tadabur al Quran untuk mendapatkan petunjuk dariNya maka jalan
kebenaran akan menjadi jelas baginya ”)
Al Qurthubi berkata : ” Apabila
seorang hamba mendengarkan ayat-ayat Kitabullah dan sunnah Nabi dengan niat
yang benar sesuai dengan yang diridhai oleh Allah, maka Allah akan
memahamkannya sebagaimana lazimnya dan menjaduikan dalam hatinya cahaya ”
Ibnu Masud : ” Sesungguhnya al
Quran itu adalah perjamuan Allah, makaa ambillah semampu kalian….sesungguhnya
hati yang tidak ada sedikitp[un al Quran adalah hati yang rusak seperti
rusaknya rumah yang tidak berpenghuni
Ibnu masud juga berkata : ” Sesungguhnya hati
ini ibarat wadah, maka isilah ia dengan Al Quran dan jangan isi dengan yang
lain
Ibnu Abbas : Saya membaca surah al
baqarah, surah Ali Imran, dengan mentadabbur ayat-ayatnya lebih baik daripada
aku membaca sampai khatam tanpa mentadabbur ayat-ayatnya
Tadabbur (penelaahan) Al-Qur’an diperintahkan
oleh Allah swt dan ini adalah salah satu cara berinteraksi (ta’amul) dengan
Al-Qur’an. Allah berfirman pada surat As Shaad : 29
ë=»tGÏ. çm»oYø9tRr& y7øs9Î) Ô8t»t6ãB (#ÿrã/£uÏj9 ¾ÏmÏG»t#uä t©.xtFuÏ9ur (#qä9'ré& É=»t6ø9F{$# ÇËÒÈ
29. ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh
dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran
orang-orang yang mempunyai fikiran.
Kemudian Allah SWT
menjelaskan bahwa Dia telah menurunkan Alquran kepada Rasulullah dan
pengikut-pengikutnya. Alquran itu adalah kitab yang sempurna mengandung
bimbingan yang sangat bermanfaat kepada umat manusia. Bimbingan itu menuntun
agar hidup sejahtera di dunia dan berbahagia di akhirat. Dengan merenungkan
isinya, manusia akan menemukan cara-cara mengatur kemaslahatan hidup di dunia.
Tamsil ibarat dan kisah dari umat terdahulu menjadi pelajaran dalam menempuh
tujuan
hidup mereka dan menjauhi rintangan dan hambatan yang menghalangi. Alquran itu
diturunkan dengan maksud agar direnungkan kandungan isinya, kemudian dipahami
dengan pengertian yang benar, lalu diamalkan sebagaimana mestinya. Pengertian
yang benar diperoleh dengan jalan mengikuti petunjuk-petunjuk Rasul, dengan
dibantu oleh Ilmu Pengetahuan yang dimiliki, baik yang berhubungan dengan
bahasa ataupun yang berhubungan dengan perkembangan kemasyarakatan. Begitu pula
dalam mendalami petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam kitab itu, hendaknya
dilandasi tuntunan Rasul serta berusaha untuk menyemarakkan pengalamannya
dengan ilmu pengetahuan hasil pengalaman dan pemikiran mereka.
Untuk memberikan pengertian yang lebih
terperinci mengenai pengertian ayat ini baik kiranya dikemukakan pendapat Hasan
Basry.
“Banyak hamba Allah dan anak-anak yang tidak mengerti makna Alquran, walaupun telah membacanya di luar kepala. Mereka ini hafal betul hingga tak satupun huruf yang ketinggalan. Mereka mengabaikan ketentuan-ketentuan Alquran itu hingga salah seorang di antara mereka mengatakan. “Demi Allah saya telah membaca Alquran, hingga tak satu hurufpun yang kulewatkan.” Sebenarnyalah orang demikian itu telah melewatkan Alquran seluruhnya, karena pengaruh Alquran tak tampak pada diri orang itu, baik pada budi pekertinya maupun pada perbuatannya. Demi Allah apa gunanya ia menghafal setiap hurufnya, selama mereka mengabaikan ketentuan-ketentuan Allah. Mereka itu bukan ahli hikmah dan ahli Pemberi pengajaran. Semoga Allah tidak memperbanyak jumlah orang yang seperti itu”.
“Banyak hamba Allah dan anak-anak yang tidak mengerti makna Alquran, walaupun telah membacanya di luar kepala. Mereka ini hafal betul hingga tak satupun huruf yang ketinggalan. Mereka mengabaikan ketentuan-ketentuan Alquran itu hingga salah seorang di antara mereka mengatakan. “Demi Allah saya telah membaca Alquran, hingga tak satu hurufpun yang kulewatkan.” Sebenarnyalah orang demikian itu telah melewatkan Alquran seluruhnya, karena pengaruh Alquran tak tampak pada diri orang itu, baik pada budi pekertinya maupun pada perbuatannya. Demi Allah apa gunanya ia menghafal setiap hurufnya, selama mereka mengabaikan ketentuan-ketentuan Allah. Mereka itu bukan ahli hikmah dan ahli Pemberi pengajaran. Semoga Allah tidak memperbanyak jumlah orang yang seperti itu”.
Allah berfirman pada surat Muhammad:24
xsùr& tbrã/ytGt c#uäöà)ø9$# ôQr& 4n?tã A>qè=è% !$ygä9$xÿø%r& ÇËÍÈ
24. Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran atau kah
hati mereka terkunci?
Tadabur Al-Quran adalah perenungan dan
pencermatan ayat-ayat Al-Quran untuk tujuan difahami, diketahui makna-maknanya,
hikmah-hikmahnya serta maksudnya.
Banyak orang yang mempersulit diri sendiri dari
mentadaburi Al-Quran secara langsung, ada yang beranggapan bahwa “Al-Quran
hanya dapat difahami oleh kalangan ulama saja!!”, padahal tidak demikian,
Al-Quran dapat difahami oleh siapapun yang mau & berusaha memahaminya.
Allah berirman:
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran
untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (Al-Qomar:17)
1.
Memperoleh
Pahala Berlipat Ganda
Abdullah bin
Mas’ud meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barang siapa yang membaca
satu huruf dari Kitabullah, maka baginya satu kebaikan. Sedangkan kebaikan
dibalas dengan sepuluh kali kelipatannya. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim
satu huruf. Akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.”
(HR At-Tirmidzi)
2.
Bersanding
dengan Malaikat yang Mulia
Aisyah meriwayatkan
bahwa Rasulullah saw bersabda, “Orang yang mahir dalam Al-Qur’an bersama-sama
dengan Malaikat yang mulia lagi baik. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an
dengan gagap dan dia kesulitan dalam membacanya, dia mendapat dua pahala.” (HR.
Al-Bukhari dan Muslim)
3.
Memperoleh
Syafaat dari Al-Qur`an
Abu Umamah
Al-Bahili berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Bacalah Al-Qur`an.
Karena pada Hari Kiamat ia akan datang memberi syafaat bagi pembacanya.” (HR.
Muslim)
4.
Al-Qur`an
adalah Hidangan Allah
Abdullah bin
Mas’ud mengatakan, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
“Sesungguhnya Al-Qur`an adalah hidangan Allah. Maka terimalah hidangan-Nya
semampu kalian. Sesungguhnya Al-Qur’an adalah tali Allah yang kuat, cahaya yang
menerangi, obat yang bermanfa’at, menjaga orang yang berpegang kepadanya dan
menyelamatkan orang yang mengikutinya. Ia (al-Qur’an) tidak melenceng sehingga
di caci maki, tidak bengkok sehingga diluruskan, tidak akan pernah habis
keajaibannya, tidak rusak dikarenakan oleh banyaknya bantahan—bacalah,
sesungguhnya Allah—akan mengganjar kalian karena telah membacanya. Setiap huruf
adalah sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim adalah satu huruf,
akan tetapi (masing-masing) Alif, Lam, dan Mim (adalah satu huruf).” (HR Al-Hakim)
5.
Menuntun
Jalan Menuju Surga
Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Al-Qur`an akan menjadi sesuatu yang
memberi syafaat dan syafaatnya diterima. Menjadi pejalan dan membenarkan.
Barangsiapa yang meletakkan Al-Qur`an di hadapannya, maka Al-Qur`an akan
menuntunnya ke surga; Dan barangsiapa yang meletakkan Al-Qur`an di belakang
punggungnya, maka Al-Qur`an akan menggiringnya ke dalam neraka.” (HR. Ibnu
Hibban dan Al-Baihaqi)
6.
Menjadi
Tombo Ati
Seorang ulama
mengatakan bahwa tombo ati (obat penyakit hati) ada lima: yaitu membaca
Al-Qur`an sekaligus mentadabburinya, shalat tahajjud, dzikir di malam hari,
perut yang lapar, dan bersahabat dengan orang-orang saleh. Selain keutamaan di
atas, dengan mentradisikan membaca dan mentadabburi Al-Qur`an akan membentuk
kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai Al-Qur`an. Hal tersebut merupakan
salah satu cara agar kita bisa
menteladani
Rasulullah saw, karena akhlak beliau—sebagaimana dikatakan oleh Sayyidah
Aisyah—adalah Al-Qur`an.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengertian Tahfidz : Tahfidz Qur’an terdiri dari dua suku kata,
yaitu Tahfidz dan Qur’an, yang mana keduanya mempunyai arti yang berbeda. Yaitu
tahfidz yang berarti menghafal. Menghafal dari kata dasar hafal yang dari
bahasa arab hafidza-yahfadzu-hifdzan, yaitu lawan dari lupa, yaitu selalu ingat
dan sedikit lupa.
Setelah
melihat pengertian tahfidz/menghafal dan Al-Qur’an diatas dapat disimpulkan
bahwa menghafal Al-Qur’an adalah suatu proses untuk memelihara, menjaga dan
melestarikan kemurnian Al-Qur’an yang diturunkan kepada Rasulullah Saw. diluar
kepala agar tidak terjadi perubahan dan pemalsuan serta dapat menjaga dari
kelupaan baik secara keseluruhan ataupun sebagiannya.
Pengertian Qur’an : Al-Qur’an ialah kitab suci yang diwahyukan
Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat dan petunjuk bagi manusia
dalam hidup dan kehidupannya, menurut harfiah, Qur’an itu berarti bacaan.
Diantara keutamaan-keutamaan dari mengahafal Al-Qur’an
itu adalah sebagai berikut:
1.
Orang yang
hafal Al-Qur’an itu termasuk ke dalam golongan orang-orang yang berilmu.
2.
Hafal
Al-Qur’an menjadi sumber keselamatan dunia dan akhirat.
3.
Orang yang
hafal Al-Qur’an itu berada di barisan paling depan/paling dahulu di dunia dan
akhirat.
4.
Orang yang
hafal Al-Qur’an itu memperoleh derajat tinggi di syurga.
5.
Al-Qur’an akan memberikan syafaat
di hari kiamat bagi orang yang membaca, menghafal dan mengamalkannya.
Pengertian
Tadabbur : Tadabbur adalah salah satu cara untuk memahami Al-Qur’an. Kitab-kitab Tafsir
yang kita kenal dan kita baca sekarang adalah hasil usaha yang optimal dari
para ulama dalam mentadabburi dan memahami Aquran.
1.
Memperoleh
Pahala Berlipat Ganda
2.
Bersanding
dengan Malaikat yang Mulia
3.
Memperoleh
Syafaat dari Al-Qur`an
4.
Al-Qur`an
adalah Hidangan Allah
5.
Menuntun
Jalan Menuju Surga
6.
Menjadi
Tombo Ati
Tadabur
Al-Quran adalah perenungan dan pencermatan ayat-ayat Al-Quran untuk tujuan
difahami, diketahui makna-maknanya, hikmah-hikmahnya serta maksudnya.
Abdul karim Lahim
Khalid, Kunci tadabur Al Quran.
Aziz,
Abdul, Rauf. 2004. Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Da’iyah. Bandung:
PT Syaamil Cipta Media. Cet. 4
Maidani, Qawaid Tadaburi Amsal likitabillah.
Manna’, Khalil, Al-Qattan. 2012. Studi Ilmu-Ilmu
Al-Qur’an. Surabaya: Halim
Jaya.
Mahmud, Yunus. 1990. Kamus
Arab-Indonesia. Jakarta: Hida karyaAgung.
Nasrudin,
Razak. 1997. Dienul Islam. Bandung: PT. Alma’arif.
[1] Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia,
(Jakarta: HidakaryaAgung, 1990), h. 105
[2] Aziz Abdul
Rauf, Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Da’iyah, (Bandung: Pt Syaamil
Cipta
Media, 2004), Cet. 4, h.
49
[3] Manna’ Khalil
Al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Surabaya: Halim Jaya, 2012), h.
179-180
[4] Nasrudin Razak, Dienul
Islam, (Bandung: PT. Alma’arif, 1997), h. 86
[5] Al
Maidani, Qawaid Tadaburi Amsal likitabillah. h .10
Tidak ada komentar :
Posting Komentar